DOHA, (Panjimas.com) — Putaran kelima pembicaraan damai antara Amerika Serikat dan Taliban Afghanistan berakhir pada hari Selasa (12/03) tanpa mencapai kesepakatan akhir, demikian menurut para pejabat.
Dialog antara AS dan Taliban ini berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, dan berlangsung selama 16 hari.
“Baru saja menyelesaikan putaran maraton perundingan dengan Taliban di #Doha. Kondisi untuk #perdamaian telah membaik. Jelas semua pihak ingin mengakhiri perang. Meskipun pasang surut, kami menjaga hal-hal tetap pada jalurnya dan membuat langkah nyata,” kicau Utusan AS untuk perdamaian Afghanistan, Zalmay Khalilzad usai pertemuan berakhir.
“Perdamaian membutuhkan kesepakatan tentang empat masalah: jaminan kontra-terorisme, penarikan pasukan, dialog intra-Afghanistan dan gencatan senjata yang komprehensif. Dalam pembicaraan pada Januari, kami sepakat secara prinsip pada empat elemen ini. Kami sekarang sepakat pada rancangan dua masalah pertama,” tambahnya.
Khalilzad mengatakan begitu kesepakatan tentang penarikan pasukan dan langkah-langkah anti-terorisme selesai, negosiasi tentang dua masalah lainnya akan dimulai.
“Langkah saya berikutnya adalah diskusi di Washington dan konsultasi dengan mitra lain. Kami akan segera bertemu lagi dan tidak ada kesepakatan akhir sampai semuanya disepakati,” ujar Khalilzad.
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa pembicaraan ekstensif diadakan pada dua masalah yang sebelumnya telah disepakati.
“Dua masalah itu adalah penarikan semua pasukan asing dari Afghanistan dan mencegah siapa pun untuk melukai orang lain dari tanah Afghanistan; bagaimana dan kapan semua pasukan asing keluar dari Afghanistan dan melalui metode apa?” pungkasnya, dikutip dari Anadolu.
Pembicaraan damai itu bertujuan untuk mengakhiri perang antara Taliban dengan Afghanistan yang telah berlangsung selama 17 tahun.
AS ingin melibatkan Afghanistan dalam perundingan tetapi Taliban menolak mengakui pemerintahan Kabul.
“Tidak ada kesepakatan yang dicapai mengenai gencatan senjata dan pembicaraan dengan pemerintah Kabul, juga tidak ada masalah lain yang dibuat sebagai bagian dari agenda saat ini. Laporan oleh beberapa media dalam hal ini tidak berdasar,” jelas Mujahid.
Afghanistan sebelumnya menyatakan bahwa setiap proses perdamaian di negara itu harus dimiliki dan dipimpin oleh warganya.[IZ]