KARAWANG, (Panjimas.com) – Siang itu suasana yang awalnya tenang dan biasa menjadi penuh keharuan dan kesedihan takkala Panjimas datang dan berkunjung ke rumah salah satu wanita paruh baya yang berapa waktu lalu ditangkap di Karawang, Jawa Barat.
Hari itu, Sabtu, (2/3/2019) Panjimas berusaha menelusuri jejak dan mencari alamat dari keberadaan para emak-emak yang ditangkap oleh pihak kepolisian pada hari Ahad, (24/2) lalu karena terkait adanya video yang viral di sosial media. Dimana mereka yang berjumlah 2 orang itu mendatangi rumah para warga untuk mensosialisasikan paslon 02 ke tengah tengah masyarakat.
Beberapa saat kemudian setelah video aksinya itu viral, polisi pun kemudian menangkapnya. Adapun alasan kepolisian menangkap karena adanya dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan para emak-emak itu.
Untuk mencapai keberadaan alamat rumah emak emak itu di Karawang tak begitu mudah, harus bersusah payah mencari alamat yang terletak di desa Wanci Mekar, Kota Baru, Karawang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam akhirnya kami menemukan kediaman rumah nenek HN yang merupakan nenek dari salah satu yang ditahan itu, yakni emak IP.
Nenek HN ini sehari hari tinggal sendirian dan terkadang emak IP menginap di rumah nenek HN. Tapi setelah emak IP ditahan maka anak-anak dari emak IP yang berjumlah 3 orang itu sementara waktu dititipkan di rumah nenek HN.
“Saya sedih dan nangis terus sejak cucu saya ditangkap dan sampai sekarang tidak berhenti air mata saya menangis memikirkan keberadaan cucu saya yang dibawa polisi yang saya gak tahu apa sebabnya dan masalahnya,” tutur nenek HN kepada Panjimas dirumahnya yang kecil dan sederhana itu.
Beruntung saat itu kami juga berhasil menemui 2 orang anak dari emak IP yang ditahan di Polres Karawang itu. Anak yang paling kecil itu bernama AR yang berumur 5 tahun. Sementara kakaknya MH berumur 10 tahun dan sudah duduk di bangku kelas 3 SD.
“Mamih kemana yah, kok sampai sekarang belum pulang pulang ke rumah. Aku kangen sama mamih, aku mau ketemu mamih,” ucap bocah lucu dan mengemaskan itu ketika kami berada di rumah itu.
Maka seketika suasana rumah nenek HN menjadi pecah oleh tangis dan kesedihan yang terjadi antara nenek dan cucunya itu. Lantaran merindukan kehadiran dari orang yang paling mereka cintai saat ini. Yakni emak IP yang sampai saat ini masih ditahan.
“Aku mau ketemu sama mamih, kapan mamih pulang. Aku kangen dan pengen ketemu. Huhu…huhu…,” Isak tangis bocah itu membuat kami yang datang ke rumah itu tidak bisa berkata apa apa selain merasakan kesedihan semua para penghuni yang ada di rumah itu. [ES]