Jakarta (Panjimas.com) – Partai Amanat Nasional (PAN) berkomitmen untuk menjadi pembela rakyat dan pembela umat. Ketua Umum PAN Zulkiflin Hasan dalam Pidato Kerakyatan dan Keumatan di Jakarta, menyerukan 12 Perintah Bela Rakyat dan Bela Umat bagi kader PAN.
“Ke-12 Perintah Bela Rakyat dan Bela Umat itu menegaskan sikap dasar PAN. Bagi PAN, menjaga keutuhan bangsa dan menegakkan hak-hak keumatan bukanlah dua hal yang bertentangan atau bertolak-belakang. Bagi PAN, hanya dengan menegakkan hak-hak keumatan maka sejatinya kita menegakkan hak-hak rakyat dan menjaga keutuhan bangsa,” kata Zulkifli Hasan.
PAN, lanjut Zulkifli, menolak keras dikotomi dan upaya saling membenturkan faham kebangsaan dengan faham keumatan. PAN menolak keras siapapun yang hendak membenturkan faham berbangsa dengan fondasi beragama.
Empat puluh dua hari lagi kita akan sampai pada 17 April 2019. Hari Pencoblosan Pemilihan Umum 2019. “Bagi saya, bagi Partai Amanat Nasional, dan bagi kita semua, 17 April bukanlah sekadar peristiwa melubangi kertas suara. 17 April adalah Hari Penentuan Masa Depan. Lebih dari 100 juta pemilih akan mendatangi tempat-tempat pemungutan suara dan membuat keputusan penting tentang masa depan mereka.”
Maka, sejatinya, 17 April bukanlah Hari Besar bagi Para Calon anggota legislatif, Partai Politik serta Calon Presiden dan Wakil Presiden belaka. Lebih dari sekadar itu, 17 April adalah Hari Besar Warga Negara. 17 April adalah Hari Pembuktian Kedaulatan Warga Negara.
“Bagi saya dan Partai Amanat Nasional Pemilihan Umum memang bukan sekadar persoalan sukses atau gagal meraih kursi atau merebut jabatan publik. Bagi Partai Amanat Nasional, Pemilu adalah peristiwa sakral serah terima amanat,” tegasnya.
Pemilu adalah peristiwa sakral. Pemilu adalah tempat diikatnya komitmen di antara warga negara dengan para calon pejabat publik lembaga eksekutif dan legislatif. Dalam peristiwa ini, warga negara memberikan mandat atau amanat kepada para calon pejabat publik yang mereka pilih. Lalu, para pejabat publik yang terpilih berkewajiban mengemban mandat atau amanat itu dalam jabatannya.
Kemuliaan Pemilu sebagai sebuah peristiwa akan terjaga manakala mandat atau amanat itu tertunaikan dengan baik. Partai Amanat Nasional memaknai Pemilu sebagai Hari Besar Kedaulatan Rakyat. Partai Amanat Nasional memahami Pemilu sebagai peristiwa sakral serah terima amanat dari Rakyat kepada kami. Maka, berbekal pemahaman itu, Partai Amanat Nasional merumuskan Sukses Pemilu 2019 sebagai Sukses Dua Sisi.
Di satu sisi, Sukses Pemilu 2019 bagi kami adalah berhasil mendapatkan dukungan rakyat sebesar-besarnya. Sukses Pemilu 2019 adalah berhasil meraih kursi sebanyak-banyaknya. Tapi itu hanya satu sisi saja. Sukses yang hakiki harus disertai oleh sukses di satu sisi lainnya, yaitu sukses mengemban amanat mulia dari rakyat sepanjang lima tahun selepas pencoblosan.
“Sukses hanya menjadi sempurna manakala bukan hanya suara dan kursi yang berhasil kami raih tetapi rakyat dan ummat merasa kami ada di pihak mereka dan menjadi pembela mereka.”
Meraih suara dan kursi, bagi Partai Amanat Nasional, hanyalah alat atau sarana. Alat atau sarana untuk apa? Alat atau sarana untuk membela rakyat dan membela ummat. Alat atau sarana untuk memajukan dan menyejahterakan rakyat dan umat.
Partai Amanat Nasional tak hanya menargetkan sukses mendapatkan suara sebesar-besarnya dan meraih kursi sebanyak-banyaknya. Partai Amanat Nasional juga mewajibkan diri sendiri, mewajibkan seluruh kader di seluruh pelosok Tanah Air untuk senantiasa menjadi pembela rakyat dan pembela umat.
“Untuk itu, saya akan gunakan kesempatan berharga dan mulia di forum ini untuk menyerukan apa yang saya sebut sebagai “Dua Belas (12) Perintah Bela Rakyat dan Bela Ummat”,” ungkap Zulkifli Hasan.
Pertama, segenap kader PAN wajib mendasarkan perjuangannya pada nilai-nilai luhur agama dan pada saat yang sama selalu menjaga kebersamaan di tengah kemajemukan.
“Haram bagi kader PAN mempertentangkan keyakinan beragama dengan keharusan hidup bersama dalam kebhinekaan. Seluruh kader PAN wajib menegaskan bahwa beragama adalah fondasi berbangsa, sebagaimana Pancasila menaruh Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila-nya yang pertama.”
Kedua, haram bagi seluruh kader PAN berkhianat pada jatidiri PAN sebagai partai yang berkomitmen tegas memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Wajib bagi seluruh kader PAN untuk menjalankan prinsip Fastabikul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, untuk membangun Indonesia yang bebas, adil dan demokratis.
Ketiga, haram bagi seluruh kader PAN menggadaikan kedaulatan bangsa. Segenap kader PAN wajib menjadi penjaga kedaulatan Ibu Pertiwi. Pilihan langkah dan kebijakan apapun yang diambil oleh kader PAN di manapun tak boleh berkhianat pada amanat pokok menjadi penjaga kedaulatan. Bagi kader PAN kedaulatan bangsa adalah harga mati.
Keempat, haram bagi kader PAN berpangku tangan. Segenap kader PAN wajib senantiasa aktif dan terpanggil dalam setiap persoalan kebangsaan dan keumatan.
Kelima, segenap kader PAN wajib selalu ada di tengah warga dan berjuang bersama warga. Meninggalkan warga adalah sebuah pengkhianatan yang tak ditoleransi. Kader PAN wajib berempati dengan masalah warga dan tergerak untuk bahu-membahu mengatasinya.
Keenam, tak hanya berempati, segenap kader PAN wajib menjadi pembela rakyat dan pembela umat. Kader PAN wajib berada di pihak kebenaran yang diperjuangkan oleh rakyat dan umat.
Ketujuh, haram bagi segenap kader PAN menjadi sumber masalah. Kader PAN wajib menjadi solusi. Segenap kader PAN wajib proaktif memberikan jalan keluar atas masalah rakyat dan umat.
Kedelapan, haram bagi seluruh kader PAN cepat berpuas diri. Kader PAN wajib memelihara semangat perjuangan yang terus membara untuk memperbaiki keadaan. Kader PAN berkewajiban terus berikhtiar memperjuangkan hari ini yang lebih baik dari kemarin dan merebut esok yang lebih baik dari hari ini.
Kesembilan, segenap kader PAN di seluruh pelosok Tanah Air wajib terus berikhtiar menyentuh hati rakyat, menyentuh hati umat. Kader PAN wajib membesarkan harapan rakyat dan umat bukan dengan janji kosong. Kader PAN wajib memupuk harapan rakyat dan umat dengan membuktikan diri selalu bersama rakyat dan umat memperjuangkan kebaikan bersama-sama.
Kesepuluh, segenap kader PAN wajib mematahkan logika mereka yang selalu sinis dan pesimis. Kader PAN wajib mematahkan logika orang-orang yang sinis dan pesimis itu bukan sekadar dengan pidato. Kader PAN wajib mematahkan logika orang-orang yang sinis dan pesimis itu dengan tak lelah membuktikan bahwa hasil tak pernah berkhianat pada ikhtiar. Bahwa hasil yang baik selalu tersedia bagi mereka yang senantiasa bekerja dengan keras, cerdas dan tuntas.
Kesebelas, segenap kader PAN wajib memenangkan suara rakyat dan suara umat. Dengan itu, Kader PAN memenangkan Pemilu 2019.
Keduabelas, segenap kader PAN wajib mengemban amanat rakyat dan umat sepanjang 2019-2024 sebagaimana kelak diamanatkan lewat Pemilu 2019. Segenap kader PAN wajib menjadi jembatan bagi rakyat dan umat yang hendak menjemput masa depan mereka yang gemilang.
“Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala meridhoi segenap ikhtiar kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan kebajikan. Semoga Allah, Tuhan Yang Mahaesa senantiasa memberi kita kesadaran, kekuatan dan kesempatan untuk menjadi para penjemput masa depan nan gemilang. Selama masih ada sinar matahari, tak seorang pun boleh kehilangan harapan,” harap Zulkifli. (des)