SOLO, (Panjimas.com) – BAZNAS mengapresiasi visi luhur Pemerintah Indonesia untuk menjadikan RI pusat ekonomi Islam dunia pada tahun 2024.
“Rakornas Zakat Tahun 2019 mengusung tema ‘Optimalisasi Pengelolaan Zakat untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan Menuju Indonesia Pusat Ekonomi Islam Dunia,” ujar Ketua BAZNAS, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA, CA.
Terkait dengan itu, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang diketuai Presiden Jokowi telah memasukkan zakat menjadi salah satu pilar penting yang cukup sentral dalam sistem keuangan syariah Indonesia. Sebagaimana tertuang dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI).
“Sebagai salah satu pilar penting dari Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia tersebut, maka tentu saja realisasi pengumpulan zakat di Indonesia harus besar mendekati potensinya,” kata dia.
Bambang bersyukur, kesadaran masyarakat baik individu maupun lembaga semakin meningkat.
“Alhamdulillah, pengumpulan zakat di Indonesia selama lima tahun terakhir telah tumbuh dengan rerata tahunan lebih dari 24 persen per tahun, jauh di atas rerata tahunan pertumbuhan ekonomi nasional untuk periode yang sama yaitu sedikit di atas 5 persen. Itu berarti bahwa kesadaran umat Islam di Indonesia untuk menunaikan kewajikan zakatnya sesuai syariah dan peraturan perundang-undangan telah meningkat dengan amat baik,” ujar mantan Menteri Keuangan ini.
Bambang menjelaskan, pada tahun 2018, pengumpulan ZIS secara nasional yang masih dalam proses penghitungan, diperkirakan bisa melampaui target Rp 8 triliun. Meski demikian, jumlah tersebut hanyalah 3,5% saja dari perkiraan potensi zakat nasional tahun 2018 sebesar 1,57% PDB atau sekitar Rp 230 triliun.
“Diperlukan upaya yang serius agar realisasi pengumpulan zakat bisa mendekati potensinya,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini. [RN]