ABU DHABI, (Panjimas.com) — Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendesak India dan Pakistan untuk mengendalikan diri dan menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal, Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen saat berbicara pada sesi penutupan pertemuan tingkat menteri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Abu Dhabi pada Sabtu (02/03).
Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen mengatakan OKI akan mengikuti perkembangan peristiwa berdarah dan pelanggaran terhadap rakyat Jammu dan Kashmir tersebut dengan keprihatinan mendalam.
“OKI menyerukan kepada India dan Pakistan untuk menunjukkan pengendalian diri dan menyelesaikan perbedaan melalui cara-cara damai, sejalan dengan resolusi legitimasi internasional,” tandas Al-Othaimeen.
Ketegangan antara dua tetangga bersenjata-nuklir itu meningkat setelah bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikelola India pada pertengahan Februari yang menewaskan lebih dari 40 tentara India.
Serangan itu diklaim oleh Jaish-e-Mohammed (JeM), sebuah kelompok militan yang telah dilarang Pakistan sejak 2002, tetapi India menuduh Islamabad menyediakan tempat berlindung bagi kelompok tersebut.
Pada Rabu, seorang pilot India ditahan di Pakistan setelah pesawatnya jatuh dalam pertempuran udara dengan jet Pakistan di sepanjang perbatasan yang disengketakan.
Kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan atau untuk penyatuan dengan negara tetangga Pakistan.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Juga di area gletser Siachen di Kashmir Utara, tentara India dan Pakistan telah bertempur sesekali sejak tahun 1984. Kemudian, gencatan senjata mulai berlaku pada tahun 2003.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China.[IZ]