JAKARTA, (Panjimas.com) – Selang sehari setelah keputusan hasil Munas Alim Ulama NU yang mengusulkan agar non muslim tidak dipanggil kafir di Indonesia langsung menuai tanggapan dari banyak pihak.
Salah satunya yang ikut menyampaikan pendapatnya sesuai ilmu agama yang dimilikinya adalah Ustaz Adi Hidayat Lc yang memiliki banyak jamaahnya ini.
Beliau menjelaskan bahwa kata “kafir” tersebut dalam bahasa Arab, sebenarnya adalah bahasa sopan sekali.
“Dalam bahasa Arab, kafir itu artinya yang menutup diri. Itu bahasa sopan. (Orang) yang menutup diri, yang tidak mau menerima iman, itu kafir. Makanya, orang-orang quraisy zaman dahulu itu termasuk Abu Jahal, Abu Lahab, dan abu-abu yang lainnya itu tidak marah disebut kafir karena mereka paham arti kafir itu dalam bahasa Arab, mereka Arab fasih, paling mengerti bahasa Arab,” terang Ustaz Adi Hidayat.
Menurut Ustaz Adi lagi, Abu Lahab dan kawan-kawan pada saat itu mengakui diri mereka menutup diri terhadap risalah yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
“Itu bahasa sopan sebetulnya dalam bahasa Arab untuk menunjukkan bahwa Islam itu dengan bahasa yang lembut saat itu, tidak mengatakan kamu ini, kamu itu, tidak,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
“Coba bandingkan misalnya dengan istilah-istilah di tempat lain. Ada yang menyebut domba, domba yang tersesat gitu kan. Menurunkan Anda dari statusnya dari manusia jadi domba. Kan jauh ya perbandingannya,” lebih lanjut.
Masih menurut Ustaz Adi Hidayat, sebenarnya sudah penegasan dalam Alquran terhadap masalah ini. Tepatnya dalam surat Al Kafirun.
“Anda yang masih menutup diri, maaf, la a’budu ma ta’budun, kami tidak akan ikut-ikut menyembah seperti Anda menyembah sesembahan itu. Sampai puncaknya di ujungnya, lakum dinukum waliyadin. Begini saja, aturan dari Allah, silakan Anda ibadah senyaman-nyamannya sesuai dengan keyakinan Anda. Waliyadin, dan biarkan pula kami beribadah sesuai dengan keyakinan kami. Itu yang paling indah,” pungkasnya. [ES]