JAKARTA, (Panjimas.com) – Mantan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ustaz Rokhmat S Labib mengatakan bahwa kewajiban seorang Muslim terhadap kitab sucinya yaitu Al-Qur’an ada tiga.
“Pertama, wajib mengimani secara keseluruhan. Tidak boleh iman sebagian dan kafir sebagian,” kata Ustaz Rokhmat dalam acara Tabligh Akbar di Panggung Musholla, Balai Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (28/2) siang.
Menurut Ustaz Rokhmat, keimanan seseorang bisa batal hanya karena ingkar kepada satu ayat dalam Al-Qur’an.
“Misalnya, ada orang ngomong saya Muslim, saya beriman kepada seluruh ayat Al-Quran, tetapi khusus ayat yang menjelaskan tentang hukum potong tangan kepada pelaku pencurian, saya tidak percaya, menurut saya hukum seperti ini tidak sesuai zaman dan bertentangan dengan HAM. Jika seperti ini, maka membuat dia kafir,” tegas Ustaz Labib.
Kemudian ia menyebut Qur’an Surat An-Nisa ayat 150 sampai 151. “Dalam ayat ini, orang yang mengatakan sebagian iman dan sebagian kafir, mereka disebut Al-Quran adalah orang kafir yang sebenar-benarnya, mereka tidak disebut Mukmin sebagian dan kafir sebagian,” tegas Ustaz Labib.
Kewajiban kedua seorang Muslim terhadap Al-Quran, lanjut Ustaz Labib, ialah membaca Al-Qur’an.
“Membaca Al-Quran itu ibadah. Kalau kalian baca buku selain Al-Quran, tulisan tangan manusia, maka ini hanya bagian dari menuntut ilmu, jika kalian paham dan mendapatkan manfaat dari buku itu maka baru berpahala,” terang Ustaz Rokhmat.
Adapun kewajiban yang terakhir ialah mengerti isi Al-Quran atau mentadabburinya.
Ustaz Labib menjelaskan bahwa seorang Muslim tidak cukup hanya membaca Al-Quran, namun harus memahami maknanya.
“Sebagian ulama mengatakan, bahwa wat tadabbur itu dari kata ad dubur yang artinya belakang. Jadi tadabbur itu artinya mengkaji memahami dari depan sampai belakang,” tutur Ustaz Labib.
Namun perlu diingat, tadabbur itu bukan dilakukan pada alam semesta, karena alam semesta tidak ada akhirnya. “Tetapi, yang ditadabburi itu Al-Quran, karena jelas ada awalnya dan ada akhirnya. Al-Quran itu awalnya Al-Fatihah akhirnya An-Nas,” pungkas Ustaz Rokhmat. [DP]