HUDAYDAH, (Panjimas.com) — Tentara Yaman mengumumkan bahwa lima orang anak meninggal dunia akibat serangan artileri milisi Syiah Houthi di kota Al-Hudaydah, Jumat (01/03).
Menurut pernyataan melalui akun Twitter Brigade Amalika yang berafiliasi dengan pemerintah Yaman, lima anak, dua di antaranya dari keluarga yang sama dilaporkan terbunuh dalam serangan yang diluncurkan oleh pasukan Houthi ke daerah Al-Nasir Bawah, bagian Selatan Al-Hudaydah.
Pernyataan Brigade Amalika itu mengungkapkan sebuah peluru artileri jatuh ke area tempat di mana sekelompok anak-anak bermain, dan anak-anak tersebut kemudian tewas seketika di lokasi kejadian.
Kelompok Syiah Houthi belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait serangan tersebut.
Pada 19 Februari lalu, empat orang tewas akibat serangan kelompok Houthi ke daerah pasar di kabupaten Tuhayta, Selatan Al-Hudaydah.
Konflik Yaman telah menimbulkan krisis kemanusiaan di negara yang berpenduduk 28 juta jiwa itu, 8,4 juta orang diantaranya diyakini berada di ambang kelaparan dan 22 juta sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Konflik telah menghancurkan banyak infrastruktur Yaman, termasuk sistem air dan sanitasi, sehingga PBB menyebut situasi di sana sebagai salah satu “bencana kemanusiaan terburuk di zaman modern”.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]