PARIS (Panjimas.com) – Jurnalis asal Prancis, Frédéric Martel menyebut sekitar 80 persen pendeta Vatikan gay. Hal itu diungkapkan melalui bukunya yang berjudul ‘In the Closet of the Vatican’.
Seperti dilansir Republika, buku setebal 570 halaman tersebut ditulis berdasarkan riset yang dilakukan oleh Martel selama empat tahun. Rencananya, buku ini akan diterbitkan dalam delapan bahasa di 20 negara pada Rabu pekan depan.
Penerbitan buku bertepatan dengan pembukaan konferensi uskup seluruh dunia di Vatikan. Ada kekhawatiran, jadwal penerbitan buku ini akan dihalangi.
Namun, kemungkinan para uskup senior dunia yang hadir ke Vatikan akan membedah buku tersebut ketika konferensi berlangsung. Sementara itu, penerbit Inggris Bloomsbury berpendapat, buku tersebut mengungkap kisah korupsi dan kemunafikan yang mengejutkan di Vatikan.
Seperti dilaporkan The Guardian, Rabu (13/2), saat melakukan riset untuk buku tersebut, Martel melakukan wawancara terhadap 1.500 orang. Wawancara ini terdiri dari 41 kardinal, 52 uskup dan monsignor, 45 duta besar kepausan atau pejabat diplomatik, 11 penjaga di Swiss, dan lebih dari 200 pendeta dan seminaris.
Dalam bukunya, Martel menganggapnya seorang kardinal Kolombia, mendiang Alfonso López Trujillo yang memegang posisi senior di Vatikan merupakan pembela ajaran gereja tentang homoseksualitas.
Penulis menemukan bahwa beberapa pendeta gay tetap mempertahankan hubungan yang bijaksana. Sementara beberapa pendeta lainnya melakukan pertemuan kasual yang berisiko tinggi, dan ada pula yang menyangkal tentang perilaku seksualitas mereka.
Buku In the Closet of Vatican juga mengungkapkan rahasia tentang adanya perlawanan terhadap Paus Fransiskus. Buku tersebut juga mengungkap budaya kerahasiaan para pendeta yang dimulai sejak seminari junior hingga berlanjut ke Vatikan.
Adapun Paus Fransiskus banyak dikritik, karena sikapnya yang kurang tegas mengenai homoseksual. Beberapa bulan setelah kepausannya, Paus Fransiskus menyampaikan pendapatnya tentang homoseksualitas di Vatikan. “Jika seseorang adalah gay dan mencari Tuhan, dan memiliki niat baik, saya tidak berhak untuk menilai?” ujarnya saat itu.
Tahun lalu Juan Carlos Cruz, seorang warga Cile yang selamat dari pelecehan seksual bercerita, Paus Fransiskus pernah memberikan nasihat kepadanya dalam pertemuan pribadi. Ketika itu, Paus Fransiskus tidak mempermasalahkan dirinya sebagai seorang gay. “Juan Carlos, bahwa Anda gay tidak masalah. Tuhan menciptakan Anda seperti ini dan mencintai Anda seperti ini dan saya tidak peduli. Paus mencintaimu seperti ini. Anda harus senang dengan siapa Anda,” kata Paus Fransiskus.
Di sisi lain, seorang pastor Polandia dipecat dari pekerjaan Vatikan setelah mengaku bahwa dirinya adalah gay. Dia menuduh gereja telah membuat kehidupan jutaan umat Katolik gay menjadi sangat buruk.
Dalam sepucuk surat kepada Paus Fransiskus pada 2015, Krzysztof Charamsa mengkritik adanya kemunafikan Vatikan dalam melarang pendeta gay. Dia mengatakan, banyak pendeta Vatikan yang melakukan praktik homoseksual. [DP]