Jakarta (Panjimas.com) – Untuk ketiga kalinya, Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali melontarkan janjinya untuk menjemput Imam Besar Umat Islam Habib Rizieq Syihab jika menang Pilpres 2019. Bahkan Prabowo akan menjemputnya dengan pesawatnya sendiri.
Janji itu disampaikan Prabowo saat berkunjung dan bersilahturahmi dengan pimpinan Ponpes Mamba’ul Ulum Raden Kiai Haji Mohammad Tohir Zain beserta para ulama, santri dan masyarakat Pamekasan di Ponpes Mamba’ul Ulum, Bata-bata, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Selasa (26/2/2019) lalu.
Sebelumnya, Prabowo menyebut janji memulangkan Habib Rizieq sesuai dengan perkataannya di Ijtimak Ulama II. Kemudian, saat menghadiri acara Tablig Akbar dan Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo Sandi (Kopassandi) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (4/11/2018).”Saya akan kirim pesawat saya sendiri untuk menjemput beliau. Beliau difitnah dan dizalimi,” tegas Prabowo di Madura.
Selain ulama, Prabowo juga akan membela dan membebaskan para tokoh masyarakat serta para emak-emak yang dipenjara yang menurutnya akibat praktik persekusi dan dizalimi oleh pihak tertentu.
“Semua ulama yang dizalimi, semua ulama yang dipersekusi akan kita bela akan kita bebaskan. Emak-emak yang ditahan juga akan kita bela akan kita bebaskan,” ungkapnya.
Selain itu, Prabowo juga menegaskan bahwa kedatangannya ke Ponpes Mamba’ul Ulum ini bukan untuk melakukan kampanye, melainkan untuk memohon doa restu agar perjuangannya menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud.
“Jadi saya ke sini tidak minta dukungan, tetapi di dalam hati saya berharap dukungan. Boleh dong. Mudah-mudahan harapan tidak dilarang di Indonesia. Saya datang minta doa kepada ulama kepada kiai, para habaib para ustaz dan ustazah kita dan para santri dan santriwati saya mohon doanya,” sebut Prabowo.
Menanggapi janji Prabowo, Sekum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Ustaz Bernard Abdul Jabbar menganggap wajar. “Itu hal yang wajar karena beliau sendiri diusung para ulama, artinya dia meminta restu bukan dukungan, meminta restu kepada ulama untuk maju di pilihan presiden 2019 tapi ya itu tadi dengan adanya pelaksanaan ijtimak ulama, salah satunya beliau melakukan penjemputan secara langsung.”
Karena memang di rezim kan seakan-akan orang yang terzalimi hak-hak yang kemudian seharusnya dia dapatkan, tidak dia dapatkan. Artinya kriminalisasi pada Habib Rizieq ini kan sangat kental sekali sehingga kalau nanti pak Prabowo terpilih jadi presiden tentunya akan menjemput langsung,” kata Ustaz Bernard, Rabu (27/2/2019) malam.
Bernard menilai janji yang disampaikan Prabowo merupakan implementasi dari hasil ijtimak ulama. Menurut dia, janji tersebut juga kerap diucapkan Prabowo dalam beberapa kesempatan.
“Ya itu kalau dilihat dari awal, dari awal ketika pasca penandatanganan pakta integritas beliau sudah berjanji untuk langsung bahkan beliau sendiri menjemput Habib Rizieq kalau seandainya beliau terpilih dan ya sudah dilantik lah, artinya dia sudah ada pelantikan ya nanti pas begitu dia terpilih itu janji beliau yang memang sering diucapkan di pidato-pidato beliau,” tuturnya.
Dia mengatakan Prabowo merupakan seseorang yang berjiwa ksatria jika menepati janji untuk menjemput Habib Rizieq seusai terpilih menjadi presiden. “Sudah sesuai janji yang beliau ucapkan ketika meminta restu pada ulama ketika maju di pilpres. Makanya seorang ksatria lah dia menepati apa yang dia janjikan, jadi nggak ada yang salah,” imbuhnya.
Prabowo menyebut janji memulangkan Habib Rizieq sesuai dengan perkataannya di Ijtimak Ulama II. Dia mengaku berkomitmen untuk membela dan membebaskan para tokoh masyarakat yang dipenjara dan dizalimi oleh pihak tertentu.
Hal senada diungkapkan Badan Pemenangan Nasional (BPN). “Mengembalikan Habib Rizieq adalah janji seorang ksatria dan pemimpin Muslim yang baik untuk mewujudkan Indonesia adil dan makmur untuk semua,” kata Jubir BPN, Pipin Sopian, kepada wartawan, Kamis (28/2/2018).
Pipin mengatakan Prabowo ingin memuliakan para ulama yang sudah berkontribusi bagi bangsa Indonesia. Prabowo tidak rela Habib Rizieq dikriminalisasi. “Beliau tidak rela Habib Rizieq dikriminalisasi. Dicari-cari kesalahan karena hukum patut diduga sudah menjadi alat kekuasaan membungkam oposisi,” ujar Pipin. (des)