DHAKA, (Panjimas.com) — Badai menghancurkan sebagian bangunan di kamp-kamp pengungsian Rohingya di wilayah Tenggara, Bangladesh, Senin (25/02), demikian menurut penduduk setempat.
“Kami dalam masalah serius. Terutama para perempuan sangat menderita karena sebagian besar toilet benar-benar hancur,” pungkas Ansar Ali, Pemimpin Rohingya di Kamp Kutupalang di Distrik Cox’s Bazar.
Ali mengatakan badai itu juga menghantam kamp-kamp lain termasuk Balukhali dan Palangkhali dan menghancurkan gudang-gudang.
Ayesha Akter, seorang pengungsi yang tinggal di Modhur Chara, kamp Kutupalang, mengatakan bahwa para pengungsi sekarang dipaksa untuk tinggal di bawah langit terbuka.
“Tolong segera bangun toilet kami. Kita terbiasa hidup di bawah langit terbuka tanpa tempat berlindung tetapi bagaimana kita bisa hidup tanpa toilet?,” tukasnya, dilansir dari Anadolu.
Ziaul Haque dari kamp Kutupalang mengatakan bahwa musim badai baru saja dimulai.
“Jika kita menghadapi situasi seperti sekarang, apa yang akan terjadi di masa depan ketika badai besar atau topan akan menghantam kita?” ujar Haque.
Haque mendesak pemerintah Bangladesh dan badan-badan bantuan internasional untuk membangun tempat berlindung dari musim hujan yang akan datang, yang biasanya disertai badai besar, tornado dan angin topan.
“Bahkan timah tipis yang digunakan sebagai pagar dan atap di beberapa tenda juga rusak,” tutur seorang pengungsi, Osman Gani.
Namun, Komisaris Komisi Pemulihan dan Repatriasi Rohingya (RRRC) Mohammed Abul Kalam Azad mengatakan bahwa dia tidak diberi informasi tentang bencana ini.
“Kami akan menyelidiki masalah ini Selasa pagi dan akan merekomendasikan kepada pihak berwenang terkait untuk memberikan bantuan mendesak,” tandasnya.[IZ]