ISTANBUL, (Panjimas.com) — Turki mengikuti perkembangan perlakuan pemerintah China terhadap Muslim Uighur dengan keprihatinan mendalam, demikian menurut juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Senin (25/02).
“Sekali lagi, kami menyatakan bahwa kepekaan kami terhadap Turki Uighur masih hidup, kami mengikuti isu ini dengan keprihatinan dan menyerukan kepada dunia untuk mengikuti isu ini juga,” ujar Omer Celik pada pertemuan AKP.
Omer Celik menekankan bahwa Turki mendukung integritas teritorial dan keamanan China.
Namun, Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak puas dengan penjelasan tentang nasib Muslim Uighur.
“Ini adalah fakta bahwa banyak orang ditahan di kamp konsentrasi, banyak dari mereka tewas dan banyak dari mereka masih hilang,” ujar Celik.
“Kami memiliki kapasitas dan pengalaman untuk memahami sensitivitas masalah memerangi terorisme. Namun, pelanggaran hak asasi manusia tidak seharusnya ditutup dengan alasan memerangi terorisme,” tambahnya, dikutip dari Anadolu.
Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uyghur.
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi
Menurut pejabat AS dan ahli PBB, sekitar 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam “kamp pendidikan ulang politik” yang terus berkembang.
Dalam sebuah laporan September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah China melakukan kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uyghur di Xinjiang.
Menurut laporan setebal 117 halaman itu, pemerintah China melakukan penahanan, penyiksaan dan penganiayaan massal terhadap warga Uighur di wilayah tersebut.[IZ]