MOROTAI (Panjimas.com) – Belum lama ini, Kamis (21/2/2019), heboh berita Karnaval Merah Putih yang digelar Yayasan Barokah Surya Nusantara (YBSN) di pantai Armydoc Nepebest, Kecamatan Morotai Selatan, kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara bermodus misi agama.
Seperti dilaporkan oleh Abdul Khalil Husain dari media online Koridorzine.com, tercatat sebanyak 500 siswa SMA Negeri 1, SMK Pelayaran, SMPN 1, MIS Gotalamo Aliyah dan SD se-Kota Daruba Morotai yang ikut kegiatan yang dikemas dalam sosialisasi anti narkoba dan seks bebas dengan itu diarahkan menghadap ke laut dan diduga dibaptis.
Sesuai fakta-fakta lapangan menemukan karnaval merah putih YBSN menyertakan symbol-simbol agama. Padahal sesuai edaran YBSN ke sekolah-sekolah Islam, kegiatan ini tidak boleh membawa simbol agama karena temahnya murni nasionalis. Dengan fakta ini, tokoh agama di Morotai menganggap ada upaya pendangkalan aqidah terhadap generasi Islam yang ikut karnaval merah putih itu.
Pasca Karnaval dan mencium dugaan pendangkalan akidah, Ketua MUI Pulau Morotai, Hi Arsad Haya melakukan pertemuan dengan tokoh agama di Masjid At-Tagwa Desa Yayasan, Jumat 22 Februari 2019 malam. Ketua MUI Provinsi Maluku Utara menyertai bukti-bukti visual dan foto untuk ditindaklanjuti dengan membuat laporan resmi ke Polda Maluku Utara.
Wakil Ketua MUI Morotai, Abdullah menyebut, pihaknya akan memanggil aktor intelektual dibalik kegiatan karnaval bermodus misi agama itu untuk mengetahui apakah ada faktor penyesatan atau tidak.
“Kita harus mengundang orang-orang yang terlibat, yang membuka acara maupun yang mendampingi yakni Kadis Pendidikan. Disitu barulah kita tahu siapa dibalik semua itu. Ketika kita sudah temukan barulah kita bergerak,” tegasnya.
Mustafa Lasiji yang memimpin rapat pada Jumat 22 Februari 2919 malam di masjid At-Taqwa desa Yayasan menyebut, yayasan yang menggelar acara itu dipastikan tertlibat supaya dipanggil untuk mengklarifikasi karena sudah ada bukti video. “Kita tinggal konsepkan dalil hukumnya seperti apa, kita kumpulkan sebagai bukti laporan resmi,” tegasnya.
Mustafa menegaskan, Islam adalah agama yang damai, melindungi agama minoritas. Namun tidak setuju dengan cara-cara yang menjurus pada Kristenisasi.
Sementara itu Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pulau Morotai, M Qubais Semenyata itu Baba mengatakan, jika benar ada misi agama dalam acara karnaval merah putih yang dilaksanakan Yayasan Barokah Surya Nusantara, maka harus dilaporkan ke polisi. (des/lil)