SRINAGAR, (Panjimas.com) — Lebih dari 100 orang pejuang kemerdekaan Kashmir ditangkap dalam sejumlah operasi paramiliter India, Sabtu (23/02) lalu.
Operasi penangkapan ini sebagai bagian dari tindakan keras terhadap kelompok-kelompok yang mungkin menimbulkan masalah menjelang pemilihan di seluruh India pada Mei mendatang.
Langkah tersebut diambil beberapa hari setelah serangan bom mobil yang menewaskan sedikitnya 40 personel keamanan India pada 14 Februari.
Pemerintah India memperingatkan pihaknya akan menggunakan semua opsi untuk membalas serangan itu yang diklaim Jaish-e-Mohamamed, kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan.
“Kedatangan tentara lagi dan penangkapan para pemimpin serta pegiat kelompok-kelompok separatis tersebut adalah bagian dari operasi menjelang pemilihan yang diambil untuk menjamin pemilihan bebas dan jujur,” ujar seorang perwira senior polisi di negara bagian Jammu Kashmir.
Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua dalam pemungutan suara di seluruh negeri yang dijadwalkan berlangsung Mei.
“Kampanye-kampanye anti-pemilihan tidak akan diizinkan dan kaum separatis akan ditahan untuk menjamin pemilihan yang transparan, bebas, dan jujur di negara bagian tersebut,” jelas perwira polisi itu.
Serangan pekan lalu juga telah menimbulkan ketegangan-ketegangan antara India dan Pakistan sebagai tetangganya. Kedua negara tersebut mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka tetapi memerintahnya masing-masing sebagian.
India menyalahkan Pakistan karena menyembunyikan kelompok-kelompok militan yang beroperasi di Kashmir. Pakistan telah berulang-ulang membantah tuduhan-tuduhan itu.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Juga di area gletser Siachen di Kashmir Utara, tentara India dan Pakistan telah bertempur sesekali sejak tahun 1984. Kemudian, gencatan senjata mulai berlaku pada tahun 2003.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan berbagai bagiannya.
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China.[IZ]