JAKARTA(Panjimas.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut selama 19 tahun korban akibat bencana di dunia mencapai 1.220.701 jiwa. Artinya, jumlah itu melampaui korban perang dunia.
“Jadi sangat dahsyat. Bahkan di Indonesia selama 10 tahun terakhir korbannya 11.578 jiwa. Sepanjang 2018, terdapat 4.814 korban jiwa, paling banyak akibat tsunami dan tanah longsor,” kata Doni Monardo di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Kamis (21/2) siang.
Menurut Doni, Indonesia berada di atas cincin api dan dikelilingi patahan lempeng. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, kapan pun akan terjadi bencana.
Namun demikian, lanjut Doni,korban jiwa akibat bencana bisa diminimalisir. Tetapi, diperlukan edukasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat guna memperkecil jatuhnya korban jiwa.
“Kita semua harus bekerja keras agar kerugian personil atau kerugian jiwa bisa dikurangi. Tentu BNPB tidak bisa sendirian, perlu bantuan kawan-kawan (wartawan) untuk memberikan informasi, edukasi, dan mengingatkan masyarakat agar kita selalu siap menghadapi fenomena alam,” terang Doni.
“Tangguh saja tidak cukup, maka harus dibekali pengetahuan. Karena tiap daerah berbeda-beda tantangannya, ancamannya juga berbeda,” pungkas Doni.
Seperti diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar konferensi pers dan pembekalan pengetahuan kebencanaan bagi media cetak, elektronik, dan online.
Hadir sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Dr. Daryono, Dr. Widjo Kongko, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Agus Budianto, Pendiri dan Pemilik Jajarta Rescue Unsur Pengarah BNPB Hadianto Wardjaman, dan Dr. Danny Hilman Natawidjaja. [DP]