CIREBON (Panjimas.com) – Dakwah Kota Wali kembali menggelar Kajian Tematik Bulanan (KITAB) di Masjid Baitul Ma’arif, Cirebon, pada Ahad (17/2). Dalam acara ta’lim ke-9 ini, Dakwah Kota Wali mengangkat tema Kepemimpinan dalam Islam.
Kajian KITAB pun dihadiri puluhan jama’ah Masjid Baitul Ma’arif. Hadir sebagai narasumber, yaitu Pengasuh Ma’had Nurul Falah Ustaz Fahmi Al Anjatani dan Ketua Al-Irsyad Cirebon Ustaz Said Baumar.
Pada tausiyahnya, Ustaz Fahmi Al Anjatani menjelaskan bahwa kepemimpinan terbagi menjadi tiga, yaitu lingkup personal, keluarga, dan negara. “Dalam lingkup personal, setiap diri kita adalah pemimpin. Setiap kaki, tangan yang ada pada tubuh kita akan dimintai pertanggungjawabannya” katanya.
Adapun dalam lingkup keluarga, lanjut Ustaz Fahmi, kepemimpinan ada pada laki-laki, bagaimana agar dapat menjaga dan membimbing istri dan anak-anaknya terhindar dari api neraka.
“Dalam lingkup negara, pemimpin negara yang paling berat. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya,” terang Ustaz Fahmi.
Sementara itu, Ustaz Said Baumar mengungkap bahwa saat ini dunia sudah berada pada fase akhir zaman. “Banyak pemimpin yang mengumbar janji mendekati pemilu, mereka lebih mencintai golongan, lupa pada janji mereka saat berjanji, mereka hanya menyelamatkan golongannya, partainya, sebab modal biaya politiknya mahal. Sudah jadi, mereka segera mengembalikan modal,” tegasnya.
Namun demikian, Islam agama yang sempurna. Menurut Ustaz Said, Islam telah mengatur kriteria pemimpin terbaik yang diperintahkan Allah Ta’ala untuk memimpin masyarakat.
“Pertama, bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemimpin harus takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika melanggar larangan-Nya. Bila ada kerusakan yang memunculkan keburukan langsung dicegah, contohnya LGBT. Ini harus segera dilarang, sebab akan muncul penyakit berbahaya. Bila ada pengajian-pengajian harusnya dibiarkan dan didukung pemerintah, bukan sebaliknya seperti saat ini pengajian diawasi dan dibubarkan,” terang Ustaz Baumar.
Kriteria kedua pemimpin dalam Islam ialah harus memiliki tanggung jawab. Menurut Ustaz Baumar, kriteria ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam Qur’an Surat An Nahl ayat 93.
“(Jadi) kalau ada sejumlah orang yang melakukan kemungkaran, maka pemimpin harus bertanggung jawab untuk mencegah kemungkaran itu,” jelas Ustaz Baumar.
Ketiga, seorang pemimpin harus mengedepankan musyawarah sebagaimana dalam Qur’an Surat Asy-Syuro ayat 38. “Pemilihan pemimpin dalam Islam dengan mengedepankan musyawarah akan berbiaya murah,” katanya.
Adapun kriteria keempat, menurut Ustaz Baumar, pemimpin harus memiliki jiwa yang adil. Pemerintah harus adil terhadap rakyatnya yakni dengan memberikan subsidi untuk membantu rakyatnya.
“Kriteria kelima, pemimpin tidak membebani orang lain sebagaimana dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 287. Pemimpin harus memberikan kemudahan bagi rakyatnya, tidak seperti sekarang meski negeri kita subur tapi kehidupan rakyatnya susah karena terbebani,” tegas Ustaz Baumar.
Keenam, memiliki sifat amanah sebagaimana dalam Qur’an Surat An-Nisa ayat 58. “Pemimpin harus meiliki sifat amanah, tidak munafik, dan tidak bohong,” jelas Ustaz Baumar.
Kriteria ketujuh ialah pemimpin harus taat dalam perkara yang baik. Sedangkan kriteria terakhir seorang pemimpin dalam Islam ialah pemimpin harus menjadi suri tauladan yang baik bagi rakyatnya.
“Pemimpin harus menjadi suri tauladan yang baik untuk rakyatnya seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” pungkas Ustaz Baumar.
Acara KITAB Ke-9 itu pun ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. [DP]