JAKARTA, (Panjimas.com) — Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menduga dua warga negara Pakistan sebagai pelaku peristiwa pembunuhan dan mutilasi dua warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia.
Kedua orang berinisial A dan JIR tersebut masih dalam pemeriksaan dan berstatus sebagai saksi yang dicurigai.
Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigadir Jenderal Napoleon Bonaparte bertemu korban Nuryanto dan Ai Munawaroh pada 23 Januari.
Selain itu, mereka juga sempat mengantarkan korban ke pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur.
“Anehnya dua hari kemudian dua orang ini membuat laporan ke polisi tentang hilangnya dua orang (korban) itu,” pungkas Napoleon dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/02), dikutip dari Anadolu.
Berdasarkan hasil penyelidikan PDRM, A dan JIR merupakan pihak terakhir yang bertemu dengan korban.
PDRM telah menangkap keduanya pada 7 Februari lalu untuk diperiksa lebih lanjut. Berdasarkan aturan hukum Malaysia, polisi berhak menahan mereka selama 14 hari dalam rangka penyelidikan.
Sebelumnya, Polri turut membantu PDRM mengidentifikasi identitas Nuryanto dan Ai Munarwah melalui data sidik jari.
“Data sidik jari Nuryanto identik dengan jempol tangan kiri dan kanan dari mayat yang ditemukan,” UJAR Ketua Tim Pusat Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS), Komisaris Besar Yayat Ruhiyat.
Nuryanto merupakan seorang pengusaha tekstil asal Bandung, sedangkan Ai Munarwah merupakan karyawannya.
Telusuri Transaksi Keuangan
Napoleon mengatakan telah bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menulusuri data transaksi keuangan milik korban.
Menurutnya, sejauh ini telah ditemukan data transaksi Nuryanto pada salah satu rekening miliknya.
Data transaksi keuangan itu akan dikirimkan kepada PDRM untuk pengungkapan kasus ini.
Selain itu, lanjut Napoloen, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri juga telah menyerahkan rekam data panggilan pada ponsel Nuryanto.
“Kami juga akan kirim bukti percakapan di ponsel korban ke PDRM,” ujarnya.
Polisi Malaysia menemukan dua jenazah WNI di sungai Buloh, Selangor pada 26 Januari 2019 lalu.
Nuryanto berangkat ke Malaysia untuk urusan bisnis pada Kamis, 17 Januari 2019, namun hilang kontak pada 22 Januari 2019.[IZ]