KOPENHAGEN, (Panjimas.com) — Para pemimpin Muslim di Eropa bertemu di Denmark untuk membahas situasi kemanusiaan yang dihadapi warga Muslim Uighur di Kawasan Otonomi Uighur Xinjiang, China.
Ketua Forum Muslim Eropa (EMF), Abdulvahed Niyazov, pada pertemuan Dewan EMF ke-4 yang diadakan pada Selasa (12/02) di Kopenhagen, mengatakan pelanggaran HAM yang sedang berlangsung di kawasan itu tidak dapat diterima.
“Kami akan mengunjungi kedutaan besar China di Kopenhagen dan memberi tahu mereka bahwa kebijakan mereka terhadap Kawasan Otonomi Uyghur Xinjiang tidak dapat diterima,” pungkas Niyazov.
Bersama dengan anggota Dewan EMF, pertemuan tersebut dihadiri oleh Turghunjan Alawudun, Direktur Urusan Agama untuk Kongres Uighur Dunia, Gadzhimurad Omarov, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Negara Bagian Duma Rusia serta sejumlah diplomat asing, dilansir dari Anadolu.
Sejumlah peserta dalam pertemuan itu juga menyatakan niat mereka untuk mengangkat masalah ini bersama tokoh-tokoh agama di Denmark.
Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur.
Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
China meningkatkan sejumlah pembatasan dalam dua tahun terakhir, melarang laki-laki berjanggut dan wanita memakai jilbab serta memperkenalkan apa yang dianggap oleh banyak ahli sebagai program pengawasan elektronik terluas di dunia, menurut Wall Street Journal.
Hingga 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di wilayah Xinjiang China, kini dipenjara dalam jaringan “kamp pendidikan ulang politik” yang terus berkembang, demikian menurut pejabat AS dan ahli PBB.[IZ]