WASHINGTON, (Panjimas.com) — Lembaga Biarawati Katolik terbesar di Amerika Serikat (AS) mendesak perubahan dalam struktur Gereja Katolik yang didominasi pria, setelah Paus Francis secara terbuka mengakui bahwa sejumlah pastor telah melakukan pelecehan seksual kepada biarawati.
Konferensi Kepemimpinan Religius Wanita, Leadership Conference of Women Religious (LCWR) mengeluarkan pernyataan publik yang menyerukan agar Gereja memperbaiki masalah pelecehan seksual oleh pemuka agama.
“Pengungkapan tingkat pelecehan menunjukkan dengan jelas bahwa struktur saat ini harus berubah jika gereja ingin mendapatkan kembali kredibilitas moralnya dan memiliki masa depan yang layak,” demikian pernyataan LCRW, dikutip dari AA.
Pernyataan LCWR tersebut muncul setelah Paus Francis mengatakan bahwa Gereja menghadapi masalah di mana para pastor melakukan pelecehan kepada biarawati dan bahwa masalah itu sedang diselidiki dan diproses.
Pernyataan Paus Francis tersebut merupakan yang pertama kalinya seorang Paus mengakui pelecehan seksual terhadap biarawati di Gereja Katolik.
LCWR, yang mewakili sekitar 80 persen biarawati Katolik di AS, mengatakan mereka bersyukur bahwa paus mampu menjelaskan kenyataan yang sebagian besar telah disembunyikan dari publik.
Organisasi itu menuntut dua perubahan struktural dalam pernyataannya: menciptakan mekanisme di mana para korban dapat melaporkan pelecehan di lingkungan yang aman dan mengatur kembali struktur kepemimpinan sehingga tidak semua kekuasaan diberikan kepada pastor.[IZ]