COLOGNE, (Panjimas.com) — Asosiasi Muslim-Turki terbesar di Jerman, Islamic National National View (IGMG) menyatakan sikap protesnya di depan Konsulat China di Dusseldorf.
Kepala ICMG, Kemal Ergun membuat pernyataan dan mengecam keras pemerintah Tiongkok karena pelanggaran HAM, penindasan agama dan apa yang disebut kamp pelatihan paksa politik.
“Anak-anak Uighur dan pelayan publik tidak diizinkan pergi ke masjid, atau bahkan berdoa di rumah mereka. Para pelayan publik bahkan tidak bisa berpuasa di bulan Ramadhan,” pungkasnya, dikutip dari AA.
Kemal Ergun melanjutkan dengan mengatakan bahwa kamp-kamp pelatihan paksa mengajarkan ideologi Partai Komunis Tiongkok, mempermalukan Islam. Ergun menyatakan bahwa ICMG menolak penghinaan terhadap Islam.
ICMG Menekankan bahwa ada ribuan warga Uighur yang ditangkap dan tidak pernah mendengar kabarnya lagi.
Ergun mengatakan bahwa mereka yang mencari kerabat mereka yang ditangkap dan tidak ada proses di mana orang-orang ini dapat mempertahankan diri melalui metode peradilan.
“Unit keamanan secara sistematis melakukan penyiksaan, setiap upaya untuk memprotes praktik administrasi yang tidak adil dianggap sebagai pemberontakan atau kerusuhan. Mereka yang menghadiri protes dieksekusi,” tandasnya.
Ergun mendesak PBB untuk mengambil tindakan dan menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Cina, dalam aksi protes yang diikuti oleh sekitar 500 orang di depan Konsulat China di Dusseldorf.
Protes di ibukota Jerman Berlin dihadiri oleh beberapa LSM, dan kerumunan itu bubar setelah membaca pernyataan yang menyerukan China untuk mengakhiri pelanggaran terhadap warga Uighur.
Pada bulan Agustus, Komite PBB tentang Penghapusan Diskriminasi Rasial, dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Jenewa, menyatakan bahwa orang-orang Uighur, yang oleh para administrator lokal menuduh memiliki pemikiran politik yang tidak menguntungkan, di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur China ditahan di pusat-pusat pelatihan politik.
Perwakilan badan PBB menyatakan bahwa hingga 3 juta orang telah ditahan tanpa keputusan pengadilan.
Human Rights Watch sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah China sedang melakukan “kampanye sistematis pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Turk”.[IZ]