NEW YORK, (Panjimas.com) — Pelapor khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee, menegaskan bahwa penganiayaan terhadap Rohingya harus segera dihentikan.
“Penganiayaan terhadap Rohingya harus dihentikan sekarang,” pungkas Lee yang khawatir bahwa pertempuran akan segera meletus di wilayah itu, yang saat ini menampung 162.000 orang yang terlantar secara internal, dikutip dari Anadolu.
Yanghe Lee juga menekankan bahwa situasi hak asasi manusia di Rakhine terus memburuk.
Selain itu Lee pun menyatakan kekhawatirannya terhadap keberadaan pangkalan militer baru di negara bagian Rakhine, Jumat (08/02).
Kekhawatiran itu disampaikannya dalam sebuah video yang ditayangkan dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Koalisi Rohingya Merdeka (FRC) di New York.
Yanghee Lee mengungkapkan dirinya mendapat informasi bahwa Militer Myanmar sedang membangun pangkalan baru dan warga sipil menyaksikan pasukan bergerak melalui desa-desa di Rakhine dan mendengar suara tembakan di dekatnya.
Konferensi internasional Rohingya yang berlangsung dua hari itu menghadirkan para cendekiawan dan aktivis dari seluruh dunia untuk mengeksplorasi cara-cara dalam menuntut pertanggungjawaban Myanmar atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya.
Yanghe Lee menegaskan bahwa pemerintah Myanmar harus bertanggung jawab atas kampanye pembersihan etnis dan masalah pemulangan pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke negara lain.[IZ]