BANGKOK, (Panjimas.com) — Majelis Syura Patani (Mara Patani) memutuskan menunda semua pembicaraan damai dengan pemerintah Thailand, Ahad (03/02) lalu, seperti dilansir Bernama.
Ketua tim dialog Mara Patani, Shukri Hari mengatakan keputusan itu dilakukan hingga berakhirnya pemilihan umum di Thailand pada bulan Maret.
Mara Patani, imbuh Shukri, mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukkan kepala tim perdamaian Thailand, Jenderal Udomchai Thammasarorat.
Menurut Shukri, Mara Patani dan tim dialog pemerintah Thailand seharusnya dijadwalkan bertemu di Kuala Lumpur, Ahad.
Namun, Mara Patani mendapatkan kabar Udomchai tidak menghadiri pertemuan tersebut.
“Dia hanya akan bertemu saya secara pribadi dan terpisah,” pungkas Shukri Hari.
Shukri mengatakan sikap Udomchai bertentangan dengan pernyataan Udomchai sebelumnya yang siap mengadakan dialog dan menghormati semua kelompok.
Shukri mengatakan penolakan itu tidak dapat diterima oleh Mara Patani dan menuding Udomchai memiliki “agenda tersembunyi”.
Mara Patani, lanjut Shukri, mendesak pemerintah Thailand untuk mengganti Udomchai dengan orang yang “lebih kredibel” dalam upaya menemukan solusi atas konflik di Patani yang berkepanjangan.
Udomchai baru-baru ini ditunjuk Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha untuk memimpin perundingan perdamaian Thailand Selatan.
Pertemuan awal, yang seharusnya berlangsung pada Ahad (03/02), digelar oleh fasilitator baru Malaysia Abdul Rahim Noor untuk membuka kembali pembicaraan damai.
Mara Patani juga tidak menghadiri pertemuan ini yang sedianya menandai pertemuan resmi pertama setelah buntunya dialog.
Mara Patani adalah payung organisasi Muslim yang mewakili beberapa kelompok Thailand Selatan.
Oktober lalu, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berjanji membantu mengakhiri siklus kekerasan di Thailand Selatan.
Menurut Mahathir, konflik Thailand Selatan merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk menunjukkan persahabatan satu sama lain.
Sejak 2004, konflik bersenjata di empat provinsi di selatan Thailand telah menewaskan 7.000 jiwa.
Pada tahun 2013, Thailand pertama kalinya menandatangani perundingan damai bersama Barisan Revolusi Nasional (BRN) Melayu Patani, salah gerakan pembebasan kemerdekaan Patani, yang diwakili Hasan Thoiyib.
Perundingan pada waktu itu ditengahi pemerintah Najib Abdul Razak Malaysia.
Namun, perundingan antara BRN dan Pemerintah Thailand berhenti pada 2014 karena kekacauan kudeta militer yang dipimpin Prayuth Chan-ocha terhadap pemerintahan Yingluck Shinawatra.
Prayut Chan-ocha kembali memperbarui proses perundingan yang hampir melahirkan zona aman antara kedua pihak.[IZ]