MANILA, (Panjimas.com) — Pihak Istana Malacanang menjamin gelombang kekerasan di Mindanao tidak akan meluas ke daerah lain, termasuk di pusat Metro ibukota Manila, meski demikian Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman tersebut, dilansir dari Philstar.
Juru bicara kepresidenan Salvador Panelo menampik kemungkinan memperluas darurat militer ke bagian lain negara itu, meskipun ada kebijakan darurat militer sejak Mei 2017.
“Tidak ada perluasan. Masih di sana. Pemerintah akan merespons. Kami siap menghadapi segala kemungkinan di area itu,” pungkas Panelo.
“Tidak ada keharusan untuk perluasan darurat militer, seperti yang telah berulang kali dinyatakan oleh Presiden,” imbuhnya.
Panelo memberi jaminan bahwa Filipina tetap aman di tengah kekhawatiran keamanan dan peringatan perjalanan yang dikeluarkan oleh beberapa negara.
“Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa mereka bisa melakukan kegiatan normal mereka. Negara kita masih merupakan tempat yang aman,” tandasnya, dikutip dari AA.
Panelo mengatakan kekerasan bisa lebih buruk jika tidak ada darurat militer di Mindanao.
“Ya, jika tidak ada darurat militer di sana, saya yakin itu tidak hanya satu atau dua. Seperti apa yang terjadi selama insiden Marawi, tidak ada hukum perang, dan lihat apa yang mereka lakukan terhadap Marawi – mereka menghancurkan seluruh kota,” tukas Panelo, merujuk pada pengepungan Kota Marawi pada 2017 yang memaksa Duterte untuk menempatkan seluruh wilayah Mindanao di bawah hukum militer.[IZ]