MAKASSAR, (Panjimas.com) — Puluhan imigran Muslim Rohingya, yang berasal dari Myanmar, terpaksa bermalam di depan gedung Menara Bosowa, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar. Para imigran Rohingya itu menggelar aksi menuntut keadilan kepada PBB sejak Rabu (30/01) siang, dan masih bertahan sampai Kamis (31/01).
“Pokoknya, kami akan terus di sini sampai perwakilan PBB mengabulkan permintaan kami,” pungkas Salah satu seorang imigran Rosyid, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (01/01).
Menurut Rosyid, pada beberapa hari sempat ada yang datang dan mengaku dari UNHCR menemui mereka, namun orang tersebut menyatakan tidak bisa mengambil keputusan, dan diserahkan ke UNHCR pusat. Rosyid bersama dengan rekan-rekannya menuntut agar mereka segera diberangkatkan ke negara pihak ketiga tujuan suaka.
Pihaknya merasa telah terjadi diskriminasi selama ini, sebab pemberangkatan sering dilakukan pihak PBB. Namun, bukan kepada pengungsi Rohingya, melainkan kepada pengungsi dari negara lainnya.
“Kasihan kami, pak, hidup serba susah di sini karena dilarang mencari pekerjaan yang bagus, sementara kami punya anak dan istri. Aturan juga sangat ketat, sehingga kami tak bisa bebas,” tutur Rosyid.
Aksi seperti itu sudah kesekian kalinya diadakan di Kota Makassar. Mereka pernah terakhir dibubarkan paksa aparat. Hari ini pun, mereka mengkhawatirkan bakal memperoleh perlakuan sama.
Forum Peduli Rohingya Kota Makassar bersama dengan Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, sudah seringkali mencoba melakukan advokasi terhadap kasus imigran Rohingya, termasuk mengadakan pertemuan dengan DPRD Sulsel, sebanyak tiga kali, namun sampai sekarang tidak ada hasil.
“Perwakilan PBB, dalam hal ini UNHCR dan IOM, tidak pernah memberikan solusi yang konkret, dan jawabannya mengambang ketika kami mempertanyakan persoalan Rohingya ke mereka,” tandas Koordinator Forum Peduli Rohingya, Iqbal Djalil.[IZ]