SOLO, (Panjimas.com) – Penyerangan Masjid Jogokariyan oleh simpatisan partai tertentu telah menciderai kebhinekaan. Masjid yang merupakan tempat ibadah suci kini tak lagi aman untuk beribadah.
Ironisnya kasus ini digoreng sedemikian rupa seolah kasus ini sudah selesai. Padahal pelaku pelemparan batu itu saat ini masih bebas berkeliaran. Sekali lagi kasus ini murni krimininal tak ada urusan politik.
baca: Pengurus Masjid Jogokariyan: Faktanya Mereka Melempari Batu ke Arah Masjid
Kasus pelemparan batu ke Masjid Jogokariyan inipun langsung mendapat respon dari seluruh elemen dan laskar Islam se Indonesia.
“Jujur setelah kejadian, malam itu yang menghubungi kami dari beberapa laskar dan ormas Islam begitu banyak. Tidak hanya Jogja, tapi juga Solo, Magelang, Klaten, Bandung, Pacitan, bahkan Jakarta siap berbondong-bondong datang ke sini. Namun semua saya minta menahan diri,” ujar Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Ustadz Fanny Rahman kepada Panjimas Senin, (28/1).
Mensikapi hal itu Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) juga memberikan pernyataannya. Melalui humasnya Endro Sudasono, LUIS meminta agar aparat penegak hukum adil dalam menangani kasus ini.
“Pelaku pelemparan batu terhadap Masjid Jogokariyan Jogja harus diadili. Perbuatan tersebut secara sadar telah mengganggu dan meresahkan umat Islam,” katanya, Selasa, (29/1).
Pelaku yang yang melakukan secara spontan maupun terencana harus diuji di pengadilan.
“Polri harus menangkap semua pelaku pelaku agar ada kepastian hukum dan terwujudnya rasa keadilan terhadap korban maupun masyarakat,” tambahnya.
baca: Jika Hukum Tidak Ditegakkan, Masjid Jogokariyan Akan Menggelar Apel Siaga
Terkait adanya gagasan dari takmir Masjid Jogokariyan yang akan menggelar Apel Siaga Umat Islam Membela Kemuliaan Masjid, LUIS menyambut positif.
“Kami sangat mendukung acara tersebut dan Insya Allah kami akan mengirimkan laskar ke Yogya. Karena membela kemuliaan masjid adalah kewajiban semua umat Islam,” tutupnya. [RN]