ROTTERDAM, (Panjimas.com) — Muslim di Belanda menuntut segera diterapkannya langkah-langkah keamanan terhadap serangan kelompok teror PKK dan kelompok rasis terhadap Masjid-Masjid dan kantor organisasi Islam.
Merasa khawatir akan meningkatnya serangan Islamofobia di Belanda dalam beberapa tahun terakhir, umat Islam ingin langkah-langkah keamanan diambil tidak hanya di Amsterdam tetapi di seluruh negeri.
Ketua Yayasan Geylani di Rotterdam, Ali Dede Tas mengatakan bahwa orang-orang yang mengunjungi masjid untuk sholat serta anak-anak yang datang untuk belajar agama kini merasa cemas.
“Kami selalu gelisah dan merasa seolah-olah seseorang bisa melempar sesuatu kapan saja sejak serangan terhadap masjid kami tahun lalu,” pungkas Dede Tas.
Oleh karena itu, Ia mendesak pemerintah Belanda untuk mengambil tindakan terhadap serangan sesegera mungkin tanpa menunggu sampai sesuatu terjadi lagi.
Sementara itu, Orhan Keles, seorang ekspatriat Turki, mengatakan pemerintah Belanda tidak mengutuk keras serangan terhadap masjid tahun lalu dan tidak memberikan langkah-langkah keamanan dan bahkan tidak membuat pernyataan yang meyakinkan.
“Sinagog dilindungi di seluruh negeri. Kami tidak menentang agama apa pun, mereka perlu dilindungi juga,” ujar Keles.
“Tapi masjid-masjid lebih sering diserang dan kami tidak mengerti mengapa masjid-masjid itu tidak dilindungi,” imbuhnya.
Menurut Laporan Islamofobia Eropa 2017, telah terjadi peningkatan gelombang Islamofobia di Eropa.
Laporan itu mengungkapkan ada 908 kejahatan, mulai dari serangan verbal dan fisik hingga upaya pembunuhan, menargetkan Muslim di Jerman, serta 664 di Polandia, 364 di Belanda, 256 di Austria, 121 di Prancis, 56 di Denmark dan 36 di Belgia.
Laporan ini disusun oleh Yayasan Riset Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) yang berbasis di Ankara.[IZ]