KUALA LUMPUR, (Panjimas.com) — Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memberikan reaksinya terhadap keputusan Komite Paralimpik Internasional (IPC) yang membatalkan Malaysia sebagai tuan rumah Kejuaraan Renang Para Renang Dunia 2019, Senin (28/01).
“Mereka ingin membatalkan, biarkan mereka membatalkan. Saya menemukan bahwa dunia harus mengikuti apa yang dikatakan Israel. Saya tidak mengerti karena dunia memiliki kekuatan tetapi masih harus mendengarkan Israel … tetapi kami tidak akan melakukannya,” pungkas Mahathir Muhammad, dilansir dari Bernama.
Mahathir mengatakan jika Malaysia tidak dapat menyelenggarakan Olimpiade, maka negaranya akan menjadi tuan rumah kegiatan lainnya.
PM Mahatahir menekankan Malaysia tidak akan pernah memiliki hubungan dengan Israel.
“Kami berpegang pada prinsip kami bahwa Israel adalah negara penjahat dan telah melanggar hukum internasional tanpa ada siapa pun mengatakan soal itu,” ujar Mahathir.
“Jadi kami memiliki hak untuk menyuarakan perasaan dan kebijakan kami sendiri,” imbuhnya.
Mahathir menambahkan tindakan Malaysia mirip dengan Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa yang tidak mengizinkan orang asing tertentu masuk ke negara mereka.
“Ini normal, tapi kami punya alasan. Orang-orang ini (atlet Israel) tidak mencari suaka, tidak dalam ketakutan, kesakitan atau kesulitan,” jelas Mahathir Muhammad.
IPC sebelumnya membatalkan Malaysia sebagai tuan rumah Kejuaraan Renang Dunia 2019 yang dijadwalkan mulai 29 Juli hingga 4 Agustus di Kuching.
Menurut IPC, keputusan itu diambil karena Malaysia menolak keikutsertan atlet Israel dalam kejuaraan yang akan berlangsung di Kuching pada 29 Juli-4 Agustus itu.
Presiden Andrew Parsons menyampaikan lembaganya harus mencari tuan rumah yang baru karena Malaysia mencoret keikutsertaan atlet Israel karena alasan politik.
“Semua Kejuaraan Dunia harus terbuka untuk semua atlet dan bangsa yang memenuhi syarat untuk bertanding dengan aman dan bebas dari diskriminasi,” ujar Parsons.[IZ]