YOGYAKARTA, (Panjimas.com) – Pengurus Masjid Jogokariyan memberikan penjelasan terkait kasus penyerangan masjid pada hari Ahad, (26/1) kemarin. Dalam kesempatan tersebut pengurus Masjid menegaskan bahwa faktanya masjid dilempari batu oleh ratusan orang yang mengenakan baju PDIP dan mereka semua membawa senjata tajam.
“Mereka mengunakan senjata tajam, pedang, macam-macam lah, ada bambu besi, sambil melempar batu ke arah masjid. Karena merasa diserang warga dan jamaah kemudian berkumpul mengusir balik mereka. Mengusir mereka dari kampung, sampai mereka keluar kocar kacir keluar barisan,” ujar Ustadz Fanny Rahman Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Senin, (28/1).
baca: Cerita PKI di Jogokariyan
Jamaah Masjid sebenarnya tidak tahu menahu mengapa tiba-tiba masjidnya diserang karena waktu itu lagi punya gawe acara pemilu takmir masjid 4 tahunan,
“Kami baru mengadakan acara pemilihan pengurus baru, dari pagi sampai jam 8 malam, pagi ada jalan sehat yang diikuti ribuan peserta,” tambahnya.
Waktu itu juga dihadiri bebearapa pejabat Muspida seperti Kapolres Jogja, Wakil Walikota dan dari elemen masyarakat. Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan kegiatan sosial seperti pemeriksaan kesehatan gratis, nah sore ada pengajian dan pembagian paket sembako bagi warga yang kurang mampu, kita membagikan sekitar 25 paket di pengajian, muali dengan shalat.
Selanjutnya sekitar jam 4 acara selesai bubar, tiba-tiba ada keributan lemparan batu dari arah barat itu oleh ratusan masa yang menggunakan atribut PDIP. Tak ingin masjid menjadi rusak kami dan warga lantas mencoba mengusir masa tersebut.
“Kami sekuat tenaga jangan sampai masa tersebut meringsek ke masjid. Dengan ijin Allah akhirnya masa menjauh dari komplek masjid,”
Selang bebearpa saat kemudian saya menelfon Kapolres dan kemudian malam harinya diadakan mediasi di Kantor Kecamatan. Sebenarnya dari masjid sederhana hanya menuntut permintaan maaf mereka kemudian menghadirkan langsung pelaku atau penggerak dari mereka itu, karena warga sini sudah hafal, orangnya itu itu aja.
baca: Masjid Jogokaryan Diserang, Ketua DPC PDIP Mantrijeron Minta Maaf
“Minta maaf secara langsung kepada masjid, bisa di masjid atau dimana, ditempat netral juga bisa, di polsek atau kecamatan, sama saya sendiri juga bisa atau perwakilan. Silahkan datang jam berapa, kemudian minta maaf tanda clear, karena kami melihat ini isunya sensitif, segera diseselesaikan biar nggak melebar kemana-mana,” tambahnya.
Karena memang jujur dari setelah itu kejadian sampai malam itu yang menghubungi kami dari beberapa laskar dan ormas Islam begitu banyak. Tidak hanya Jogja, tapi juga Solo, Magelang, Klaten, Bandung, Pacitan, bahkan Jakarta siap berbondong-bondong datang ke sini. Namun semua saya minta menahan diri.
Di malam saja sudah banyak sekali yang datang kita kordinasikan untuk siaga ditempat masing masing, jangan sampai ini semakin melebar, kita ingin mengkondisikan segera beres.Maka kedepan salah satu komitmen mereka berjanji mau menghadirkan pelaku itu untuk meminta maaf secara langsung.
Bola sekarang ada di kepolisian, kalau ini semakin membesar kita tidak bertanggung jawab.
“Karena kalau saya mewakili masjid bukan partai, dan tidak ada urusan dengan partai politik,” katanya.
Sementara itu terkait kasus ini pengurus DPD PDIP Yogyakarta tetap ngotot mengatakan bahwa kadernya tidak bersalah.
“Kami merasa dipojokkan. Isunya kami melempari masjid (Jogokariyan) itu tidak benar. Ada yang cerita teman kita ngerusak masjid. Saya enggak habis pikir masak teman-teman saya merusak masjid. Teman-teman saya bukan pencoleng dan perampok. Saya enggak yakin,” ujar Bambang Praswanto Ketua DPD PDIP DIY. Seperti dikutip, merdeka Senin ,(28/1). [RN]