BANDUNG, (Panjimas.com) — Pemerintah Provinsi Jawa Barat baru-baru ini meluncurkan proyek pendirian Masjid di jalur Gaza, Palestina senilai Rp 20 Milyar.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga desainer Masjid Syeikh Ajlin menyampaikan suatu kehormatan bagi daerahnya diajak ikut peduli pada Palestina.
“Sudah menjadi kewajiban setiap Muslim harus peduli pada saudaranya, khususnya rakyat Palestina yang hingga kini belum merdeka,” ujar Ridwan Kamil dalam peluncurannya di Bandung.
Ridwan Kamil mengaku mendapatkan tantangan sendiri dalam men-desain masjid Masjid Syeikh Ajlin. Sebab ada ekspektasi dari penduduk sekitar soal masuknya nilai-nilai historis masjid.
Menurut Emil, panggilan akrabnya, beberapa keunikan dari Masjid Syeikh Ajlin di Jalur Gaza Palestina ini selain tetap menampilkan nuansa Islami dan kearifan lokal, juga dimasukkan unsur seni Jawa Barat.
“Untuk dindingnya ada relief Asmaul Husna, lalu dekorasi interiornya akan bernuansa khas Jawa Barat,” tukasnya.
Pemprov Jawa Barat akan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Aman Palestine dan Yayasan Wakaf Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), dan sejumlah lembaga lainnya dalam pembangunan masjid ini.
Kepala Riset dan Pengembangan Aman Palestine, Ridwan Kamal mengatakan target pengumpulan dana ini rampung pada bulan Agustus.
Kamal menyampaikan proses pembangunan ditargetkan selesai pada akhir Desember.
“Kita memohon doanya agar pembangunan berjalan lancar,” ujarnya, dikutip dari Anadolu Agency, Senin (28/01).
Pemerintah Indonesia terus berupaya memberikan bantuan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bagi warga Palestina.
September lalu, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Sunarko menyatakan Indonesia telah meluncurkan 107 dalam rangka kerja sama bilateral dan bantuan program ‘capacity building’ sejak tahun 2008.
“Ini adalah bentuk komitmen kita kepada Palestina,” ujar Sunarko.
Sunarko menegaskan bantuan capacity building tersebut setidaknya telah memberikan manfaat bagi 1.811 warga Palestina.
“Kita akan kembangkan terus karena ini penting bagi hubungan kita dengan Palestina,” jelas Sunarko.
Israel telah memberlakukan pengepungan di Jalur Gaza sejak 2006 setelah Hamas terpilih untuk berkuasa setelah memenangkan pemilihan Parlemen Palestina.
Tahun berikutnya, Israel memperketat blokade setelah Hamas merebut Gaza dari kelompok Fatah yang bersaing setelah pertikaian mematikan.
Blokade Israel yang melumpuhkan wilayah itu telah memusnahkan perekonomian daerah pesisir dan merampas akses bagi berbagai komoditas pokok dari dua juta penduduknya.[IZ]