Jakarta (Panjimas.com) – “Pernyataan yang tidak pantas, tidak menyejukkan. Katanya, rahmatan lil’alamin. Tak perlu tabayun lagi, karena kita sudah dengar langsung pernyataan beliau.”
Demikian Ketua Departemen Dakwah Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (PP DMI) Drs Ahmad Yani menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj soal imam masjid dan khatib harus dari NU.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DMI, Ivan Rovian enggan berspekulasi dengan pernyataan Ketum PBNU KH Said Aqil soal imam masjid hingga khatib harus dari NU. DMI akan meminta penjelasan atau tabayun dengan Said Aqil terlebih dahulu.
“Kalau dari DMI kita harus tabayun dulu. Saya sendiri belum ketemu Kiai Said. Kalau nanti ketemu apa yang dimaksudkan beliau akan di-tabayunkan, proses itu yang kita nggak boleh sepotong-potong itu yang kita nggak mau,” ujar Ivan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketum PBNU Said Aqil Siroj membahas soal imam masjid hingga pengurus Kantor Urusan Agama (KUA) seharusnya dari NU. Menurutnya, jika bukan NU, salah semua. Pernyataan tersebut disampaikan Said Aqil di tengah-tengah massa acara harlah ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK), Minggu (27/1). Said Aqil ingin para kader NU berperan di segala bidang.
Diingatkan Sekjen MUI yang juga tokoh Muhammadiyah, Anwar Abbas agar menarik ucapannya, Said Aqil Siroj malah ngeyel dan menolak permintaan Anwar. “Sekjen MUI meminta saya mencabut ungkapan saya kemarin, bahwa kalau bukan NU salah semua. Saya NU, bukan bawahan Majelis Ulama. NU bukan bawahan majelis ulama, bukan. Nggak ada hak perintah-perintah saya,” kata Said dalam sambutannya di acara Rakornas LDNU di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (28/1/2019).
Menurut Said, Anwar tidak mempunyai kewenangan memerintah dirinya. Dia mengaku nekat dan menegaskan tidak takut kepada siapa pun. “Sekali lagi, kaya saya gitu lo nekat, Ketua PBNU nggak boleh takut sama siapa pun, saya tidak takut. Kecuali sama istri saya… (disambut gelak tawa), itu pun kadang-kadang,” ujarnya. (des)