TEL AVIV, (Panjimas.com) — Saat Hamas, Turki, Rusia, Afrika Selatan, China bersikukuh tetap mengakui Nicolas Maduro sebagai Presiden Venezuela, sementara Israel, AS, Australia dan negara lainnya mengakui Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela sebagai pejabat presiden negara Amerika Selatan itu.
“Israel bergabung dengan Amerika Serikat, Kanada, sebagian besar negara di Amerika Latin dan negara-negara di Eropa dalam mengakui kepemimpinan baru di Venezuela,” pungkas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kicauannya, dikutip dari Anadolu.
Venezuela diguncang oleh protes sejak 10 Januari ketika Presiden Nicolas Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua menyusul aksi boikot pemilihan oleh kubu oposisi.
Pada hari Rabu, Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin oposisi, menyatakan dirinya sebagai presiden.
Presiden A.S. Donald Trump mengakui Guaido sebagai presiden negara tersebut.
Maduro dengan cepat membalas, dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington dan memberikan waktu 72 jam kepada para diplomat A.S. untuk meninggalkan negara itu.
Maduro telah berulang kali mengecam di A.S., mengatakan Washington mengobarkan perang ekonomi terhadapnya dan pemerintahnya di tengah kampanye sanksi.
Brasil dan Organisasi Negara-negara Amerika mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela sebelum pengumuman resminya.
Argentina, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Panama, dan Paraguay mengikutinya sementara Bolivia dan Meksiko tetap mengakui Nicolas Maduro.
Beberapa negara Amerika Selatan, Rusia, Turki, Cina dan Iran juga telah menyatakan solidaritas dengan Nicolas Maduro.
Inggris, Jerman, Prancis dan Spanyol – mengambil sikap yang sama terhadap presiden terpilih Venezuela dan meminta Maduro untuk mengumumkan pemilihan baru dalam delapan hari ke depan untuk meredakan krisis politik saat ini di negara Amerika Selatan.[IZ]