SOLO (Panjimas.com) – Serangan dari konvoi massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Ahad kemarin 27/01 terhadap Masjid Jogokariyan di Yogyakarta tidak membuat kaget. Di Jogja sendiri, bentrokan massa yang melibatkan massa kader PDIP sudah beberapa kali terjadi.
Pada akhir bulan Desember 2018 tahun lalu. Juga sempat terjadi bentrokan antara massa PDIP dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Bentrokan terjadi di Jalan Kolonel Sugiyono, Ringinharjo, Bantul, Minggu (23/12/2018) lalu. Tiga rumah, dua mobil, dan tiga sepeda motor dirusak massa dalam insiden yang terjadi pukul 16.30 WIB tersebut, seperti diberitakan Harianjogja.com.
Jogokariyan
Sementara dalam bentrokan antara massa PDIP dengan remaja masjid Jogokariyan Ahad 27/01 kemarin, massa PDIP baru saja melaksanakan kegiatan deklarasi dukungan Paslon 01 di Stadion Mandala Krida. Bentrokan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di Jl. DI Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta menuju ke selatan sampai di pertigaan Jogokariyan
Kasus ini bermula ketika massa PDIP melintas depan Masjid Jogokariyan dan merusak bendera, spanduk Hizbulloh serta menggeber-geber sepeda motor di Masjid Jogokaryan hingga memekakkan telinga. Padahal didalam masjid sedang berlangsung pengajian.
Selanjutnya pemuda masjid Jogokariyan keluar dan menghadang serta mengejar massa PDIP dan terjadilah cekcok mulut. Pada saat itu sempat terjadi ketegangan diantara kedua belah pihak.
Kader PDIP Tidak Cuman Sekali Bentrok Dengan Remaja Masjid
Ternyata, perbuatan onar yang dilakukan kader PDIP terhadap remaja masjid tidak hanya terjadi di Jogja saja.
Pada hari Jum’at 11/01/2018 tahun lalu, massa PDIP juga sempat bentrok dengan remaja masjid di Al Wustho Mangkunegaran Solo.
Hari itu, massa PDIP baru saja mengikuti Gelar Apel Siaga di Stadion Manahan yang dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati.
Usai dari Gelar Apel Siaga itu, massa PDIP berkonvoi keliling kota Solo. Kemudian mereka melewati depan Masjid Al-Wustha, Jl. RA Kartini, kawasan Mangkunegaran, Ketelan, Banjarsari, Solo.
Seorang takmir Masjid Al-Wustha, Yuli Syaban, mengungkapkan peristiwa tersebut terjadi pukul 16.00 WIB saat sekelompok massa yang menggelar konvoi dari Jl. Yosudipuro menuju ke Jl. RA. Kartini dan membahayakan warga yang sedang berjalan kaki seusai mengikuti acara pengajian di Gedung MTA.
Warga kemudian memperingatkan massa konvoi agar berhati-hati dan tidak menggelar konvoi di kawasan Masjid Al-Wustha. Namun, massa justru marah dan melempari warga dengan bekas air mineral berisi minuman keras.
“Warga bersama jemaah Masjid Al-Wustha kemudian memblokade jalan pertigaan dengan bambu agar massa konvoi tidak lewat di Jl. Kartini. Saya kaget melihat massa konvoi justru membawa massa lebih banyak sehingga terjadi gesekan,” ujar Yuli.
Ia menjelaskan massa konvoi di bagian depan ada yang jatuh akibat jalannya diblokade warga. Massa konvoi kemudian mundur. Mereka berkumpul di kawasan Monumen Pers guna mengumpulkan lebih banyak orang lagi pada pukul 18.45 WIB. Namun, aksi mereka diadang polisi dan dibubarkan.
“Saya sangat menyayangkan massa yang melakukan konvoi di tengah permukiman padat penduduk dan mengganggu warga yang sedang beristirahat,” kata dia, seperti diberitakan Solopos.com.
Bebas Dari Hukum
Kasus kebrutalan kader PDIP yang membuat onar di masjid di Solo dan Jogja ini memiliki kesamaan. Yakni para pelakunya sama-sama bebas dari hukum.[Zk]