MEKSIKO CITY, (Panjimas.com) — Presiden Meksiko menyatakan bahwa negaranya bersedia menjadi penengah dalam konflik politik Venezuela.
Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan Konstitusi Meksiko meyakini bahwa kebijakan luar negeri harus didasari prinsip-prinsip non-intervensi, penentuan nasib oleh rakyat sendiri, dan penyelesaian konflik secara damai.
“Ini bukan tentang kami mendukung atau menentang siapa pun. Kami hanya menjunjung prinsip-prinsip konstitusional kebijakan luar negeri,” tegas Obrador, Jumat (25/01).
Lopez Obrador menekankan bahwa jika semua pihak di Venezuela menginginkannya, maka Meksiko berada di disposisi terbaik untuk membantu dialog.
“Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard sudah mendapat instruksi untuk memberi dukungan semampu kami, tanpa campur tangan dan tanpa memihak,” imbuhnya, dikutip dari Anadolu.
Pada Rabu, Presiden Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden dan menyerukan aksi protes anti-pemerintah yang kini telah memenuhi jalan-jalan di seluruh penjuru negeri.
Guaido diakui oleh Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Amerika Latin.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengutuk keputusan negara-negara itu. Dia pun memutuskan hubungan dengan AS dan meminta diplomat Amerika untuk segera meninggalkan Venezuela.
Sementara itu, Rusia, China, Turki, dan Iran menyatakan dukungan untuk Presiden Nicolas Maduro.[IZ]