GAZA, (Panjimas.com) — Organisasi Perlawanan Palestina Hamas mengutuk keras upaya kudeta terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Melalui sebuah pernyataan tertulisnya, Hamas mengecam upaya kudeta dan intervensi secara terang-terangan oleh Amerika Serikat (AS) dalam urusan internal Venezuela, dikutip dari Anadolu.
Upaya campur tangan AS itu merupakan kelanjutan dari sikap permusuhan AS terhadap hasil-hasil pemilu rakyat dunia, dan langkah tersebut akan mengancam perdamaian dan keamanan dunia.
Di sisi lain, Hamas memuji pemerintah Venezuela yang memberikan dukungan penuh kepada rakyat dan masalah Palestina.
Peristiwa unjuk rasa yang dilakukan Rabu (23/01) oleh kelompok oposisi dan pendukung pemerintahan Maduro di negara tersebut menggemparkan dunia.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (23/01) mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Guaido, sebagai presiden sementara.
Langkah ini menyebabkan eskalasi paling signifikan dalam perseteruan yang sedang berlangsung antara Washington dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Beberapa saat sebelum pengumuman Trump, Guaido, seorang insinyur industri, mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara di hadapan massa di ibu kota Venezuela, Caracas.
Nicolas Maduro mengecam keputusan itu, lalu mengumumkan bahwa negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan memberikan waktu 72 jam bagi para diplomatnya untuk meninggalkan negara itu.
Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza menyebut upaya kudeta tersebut direncanakan di Washington, kemudian pemerintah AS memberikan instruksi secara terang-terangan kepada seluruh aktor dan pemerintah di dunia agar kudeta tersebut dapat berjalan.[IZ]