SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Pembatalan bebasnya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir oleh pemerintah semakin memperlihatkan keretakan antar pejabat satu dengan yang lainnya. Ini menandakan rapuhnya koordinasi antar satu lembaga. Meski sekali lagi yang menjadi korban harapan palsu adalah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
Terkait hal ini Panjimas berkesampatan untuk mewancarai salah seorang ulama, yaitu Ustadz Abu Jibril yang saat itu berkunjung ke rumah Ustadz Abdurrahim Ba’syir di komplek Pondok Pesantren Islam Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol Kamis, (24/1).
“Ustadz Abu Bakar Ba’asir yang saya kenal adalah orang yang pendiriannya teguh ia tidak mudah dirayu apalagi menyangkut prinsip,” ujarnya.
Dengan pembatalan ini saya melihat ustadz Abu keukeuh tidak mempermasalahkan. Karena ia yakin yang membebaskan dirinya adalah Allah SWT. Adapun ada beberapa pihak yang berusaha membebaskan itu adalah sebuah wujud ikhtiar.
“Sehingga apabila kita dengar pembatalan ini tak ada raut wajahnya yang berubah. Entah sedih atau menyesal. Allah belum mengijinkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dibebaskan,” tambahnya.
Terkait adanya kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang coba memanfaatkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Ustadz Abu Jibril tak menampiknya.
“Dari dulu Ustadz Abu dimanfaatkan oleh banyak pihak namun ia masih tetap istiqomah. Coba kita lihat 9 tahun lamanya Ustadz Abu Bakar Ba’asyir ditahan namun tetap kuat menjaga kayakinannya. Tidak mau tunduk dengan aturan yang bertentangan dengan syariat Islam,”.[RN]