JAKARTA (Panjimas.com) – Putra ustaz Abu Bakar Ba’asyir, ustaz Abdul Rohim Ba’asyir mengungkap percakapan dirinya dengan Yusril Ihza Mahendra saat di LP Gunung Sindur.
“Jadi, lobbi yang dilakukan oleh Prof Yusril kepada presiden adalah untuk memberikan pembebasan murni dan bukan pembebasan bersyarat,” kata ustaz Abdul Rohim, Rabu (23/1).
Ustaz Abdul Rohim akrab dipanggil ustaz Iim menjelaskan bahwa awalnya Prof Yusril membesuk ustaz Abu Bakar Ba’asyir, kemudian beliau prihatin dengan kondisinya.
“Lalu, beliau menyampaikan bahwa ‘ustadz saya akan mengusahakan supaya ustadz Abu Bakar Ba’asyir bisa bebas ke rumah’,” tutur ustaz Iim mengutip perkataan Yusril.
Mendengar informasi tersebut, ustaz Iim, ustaz Abu Bakar Ba’asyir, dan Tim Pengacara Muslim yang ketika itu ada bersama Yusril, kemudian menunggu kabar selanjutnya setelah melobbi Presiden Jokowi.
“(Tanggal) 18 Jum’at kemarin Prof Yusril kembali ke ustaz Abu Bakar Ba’asyir, kebetulan kami hadir, saya dan kakak. Dia menyampaikan (kalau) dia sudah berhasil melobbi presiden, Kapolri, Menkumham, dan pihak terkait untuk memberikan kebebasan murni bukan bebas bersyarat,” terang ustaz Iim.
Menurut ustaz Iim, Yusril sudah paham kalau ustaz Abu Bakar Ba’asyir tidak mau menandatangani pembebasan bersyarat.
“Karena bebas bersyarat yang kemudian harus menandatangani surat-surat tertentu adalah masalah yang memang sudah beliau pahami bahwa ustaz Abu Bakar Ba’asyir tidak mau tanda tangan,” jelasnya.
Sementara itu terkait masalah pembahasan untuk membebaskan ustaz Abu Bakar Ba’asyir yang mengharuskan beliau untuk menandatangani surat-surat tertentu, menurut ustaz Abdul Rohim, tidak ada.
“Makanya beliau berusaha untuk melobbi pihak-pihak yang bisa mengambil kebijakan terkait masalah ini. Beliau melobbi pihak-pihak itu karena kaitannya dengan masalah ini. Jadi tidak ada pembahasan tentang pembebasan bersyarat itu.” pungkas ustaz Abdul Rohim. [DP]