JAKARTA (Panjimas.com) – Putra ustaz Abu Bakar Ba’asyir, Ustaz Rosyid Ridho Ba’asyir menyampaikan kritik terkait batalnya rencana pembebasan ayahnya. Menurutnya, wacana pembebasan tersebut mengandung unsur kepentingan politik.
“Padahal beliau enggak mau mengambil PB dari awal sudah dijelaskan, kecuali syaratnya taat kepada syariat. Di situ kan dipaksa, dijegal untuk taat aturan kenegaraan,” kata Ustaz Rosyid Ridho Ba’asyir, Rabu (23/1) pagi.
Ustaz Rosyid menjelaskan bahwa sudah menjadi prinsip ayahnya untuk tidak taat kepada selain syariat Islam.
“Aturan kenegaraan kalau enggak sesuai dengan syariat ya enggak mau beliau. Kasar sekali kerjaannya itu dari dulu kayak gitu terus. Enggak tau rezim ini,” tutur ustaz Rosyid.
Sebelumnya, putra ustaz Abu Bakar Ba’asyir itu menjelaskan kronologi singkat terkait rencana pembebasan ayahnya.
“Tempo hari, pertama, Yusril bilang bahwasannya pembebasan ini murni. Lalu begitu keluar di hadapan wartawan dia bilang ini dibebaskan karena sudah melewati dua pertiga masa tahanan,” terang ustaz Ridho Ba’asyir.
“Kemudian melihat tahanannya (ustaz Abu), beliau dari sisi umur sudah sepuh, dari kesehatan juga sudah sakit berat. Nah dari sisi kemanusiaan yang ditekankan oleh dia untuk mengeluarkan dan Jokowi katanya sudah setuju soal itu,” tambah ustaz Ridho.
Namun demikian, ustaz Ridho Ba’asyir mengungkap ada sebagian orang yang menghalangi pembebasan ayahnya.
“Sehari sebelum rencana keluar sudah acc dari Rabu. Tapi dijegal oleh berapa orang. Enggak tau apakah inisiatif sendiri atau kesadaran tingginya mereka akan hal ini atau tekanan dari luar negeri wallahualam,” pungkas ustaz Ridho. [DP]