KHARTOUM, (Panjimas.com) — Komite Pusat Dokter Sudan mengumumkan aksi mogok kerja di beberapa rumah sakit, usai insiden seorang dokter yang terbunuh dalam aksi protes di ibu kota, Kamis (17/01).
Komite Pusat Dokter memutuskan untuk menarik semua dokter dari rumah sakit yang berafiliasi dengan institusi militer dan milik anggota Partai Kongres Nasional, dikutip dari Anadolu
Melalui pernyataannya, Komite Pusat Dokter Sudan menegaskan bahwa dokter melayani pasien di rumah sakit, bukan rezim.
Menurut Komite Pusat Dokter Sudan, institusi-institusi militer telah membunuh para pengunjuk rasa yang menyampaikan aspirasinya dengan damai.
Dua orang yang terbunuh dalam aksi unjuk rasa di Khartoum adalah Dr. Babikir Abdul Hamid dan seorang anak di bawah umur, Mohamed Obied.
Pemerintah Sudan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas dalam aksi protes yang sudah berlangsung selama sebulan itu adalah 24 jiwa.
Beberapa wilayah Sudan telah diguncang gelombang protes sejak pertengahan Desember.
Para pengunjuk rasa mengecam keras kegagalan pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan memulihkan krisis komoditas-komoditas penting.
Presiden Omar al-Bashir yang berkuasa sejak 1989 berjanji untuk melakukan reformasi ekonomi.[IZ]