COX’S BAZAR, (Panjimas.com) — Lebih dari 800 pengungsi Rohingya yang kini tinggal di kamp-kamp sementara nan kumuh di Distrik Cox’s Bazar, Bangladesh, terinfeksi wabah cacar air sejak Desember lalu.
Melalui pernyataan tertulisnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan 832 pengungsi Rohingya yang tinggal di kamp terpapar cacar air.
“Kementerian Kesehatan [di Bangladesh] dan WHO telah meningkatkan pengawasan dan melakukan tindakan awal,” jelas Dr. Bardan Jung Rana, perwakilan WHO untuk Bangladesh.
Sementara itu, para pengungsi mengkhawatirkan jumlah penderita akan terus bertambah hingga mencapai 1.000 orang.
Ansar Ali, 34 tahun, yang dipilih oleh pemerintah Bangladesh untuk membantu menjaga ketertiban di kampnya, mengatakan bahwa sebagian besar perempuan dan anak-anak sudah menderita gejalanya, dikutip dari Anadolu.
Nasima Khatun, 60 tahun, seorang pengungsi dari kamp yang sama, menuturkan ada banyak nyamuk dan serangga lainnya, serta tikus di kamp-kamp, sehingga pengungsi mudah terserang penyakit.
“Penyakit terus mengikuti kami. Kami hanya minum obat yang disediakan,” ungkap Ali Ahmad, 75 tahun, pengungsi Rohingya lainnya.[IZ]