SOLO, (Panjimas.com) – Menanggapi polemik “salibisasi” kawasan bersejarah Keraton Surakarta di sepanjang jalan Jenderal Sudirman, Ustadz Dr Muinudinillah Basri mengecam keras labelisasi salib di Surakarta. Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) itu menyebut langkah Pemkot Solo sebagai kemungkaran besar yang menodai Islam dan harus diprotes.
“Simbolisasi (salib kristiani) ini harus diprotes dan kita berjuang dengan berbagai macam kekuatan agar simbolisasi itu dikembalikan bahwa Kota Solo adalah kota Muslim,” ujarnya kepada Panjimas, Selasa malam, (15/1/2019).
Selain itu, salibisasi kawasan Keraton Surakarta adalah pelecehan sejarah Islam yang selama ini sangat dihormati warga Solo.
“Kita tahu bahwa semasa Pakubuwono IV sudah menjalankan syariat Islam. Karena Keraton Kasunanan adalah Kerajaan Islam. Apalagi mayoritas masyarakat Solo juga Muslim,” urainya.
Karenanya, sebagai langkah nahi munkar, DSKS berencana akan mengadakan aksi Parade Tauhid besar-besaran untuk memprotes salibisasi kawasan keraton Surakarta.
“Kita akan gelar Parade Tauhid yang mendatangkan masa sangat besar. Selain tentunya akan melakukan upaya hukum agar pembangunan koridor Jl Jenderal Sudirman tersebut bisa dirubah,” pungkasnya. [ranu, mul]
BERITA TERKAIT:
- Ada “Salibisasi” Jalan di Kawasan Bersejarah Depan Balaikota Solo
- Inilah Foto Lengkap “Salibisasi” di Kawasan Bersejarah Keraton Surakarta
- Protes “Salibisasi” di Depan Balaikota Solo, DSKS Akan Gelar Parade Tauhid Besar-besaran
- Dewan Dakwah Jateng Tolak “Salibisasi” Kawasan Mayoritas Muslim
- Kasus Salibisasi di Kawasan Bersejarah, Pemkot Solo Jangan Arogan dan Menzalimi Umat Islam