Jakarta (Panjimas.com) – Dalam pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019) lalu, Calon Presiden Prabowo Subianto yang berdampingan dengan Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinannya tentang kondisi negeri dan bangsa ini, diantaranya tentang rumah sakit yang menolak pasien BPJS karena belum mendapat bayaran sekian bulan, sehingga rumah sakitnya dan terpaksa kurangi mutu layanan.
“Negara yang 1 dari 3 anak balitanya mengalami gagal tumbuh karena kurang protein, karena ibunya juga kurang protein, kurang gizi selama masa mengandung. Negara yang terus menambah utang untuk bayar utang, dan menambah utang untuk membayar kebutuhan rutin pemerintahan yaitu membayar gaji pegawai negeri. Negara yang membiarkan kondisi keuangan BUMN-BUMN utama kita dalam kondisi sulit,” ungkap Prabowo.
Kemudian, Garuda, pembawa bendera Indonesia, perusahaan yang lahir dalam perang kemerdekaan, rugi besar. Lalu, Pertamina, perusahaan penopang pembangunan Republik Indonesia, sekarang dalam kesulitan. Demikian juga PLN, demikian Krakatau Steel. Jika pun ada BUMN yang untung, untungnya tidak seberapa.
“Negara yang ada warganya yang tinggal hanya 3 jam dari Istana Negara, tidak mampu berangkat sekolah karena sudah dua hari tidak makan. Negara yang beberapa waktu yang lalu panik karena puluhan anak-anak di Kabupaten Asmat meninggal karena kelaparan, karena pejabat-pejabat pemerintahnya tidak hadir untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.”
Prabowo menegaskan, inilah kondisi yang ia sebut Paradoks Indonesia. Negara kaya, namun rakyatnya masih banyak yang miskin. Kalau kita tidak hati-hati, kalau kita tidak waspada, kalau kita tidak berubah, kalau kita tidak bertindak dengan segera, situasi ini akan terus berlanjut ke arah yang lebih buruk.
“Kami maju dalam pemilihan ini, karena kami percaya hal-hal ini tidak boleh terjadi di negara yang sudah merdeka. Mudah sekali untuk berkata, “Indonesia akan bertahan 1.000 tahun kedepan”.
“Tapi, saudara-saudara sekalian, apakah negara yang tidak mampu membayar rumah sakit, yang tidak mampu menjamin makan untuk rakyatnya, yang tidak mampu punya militer yang kuat, dapat bertahan 1.000 tahun?” (des)