Jakarta (Panjimas.com) — Guru Besar UIN Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis MA akhirnya terpilih dan dilantik sebagai Rektor UIN Jakarta untuk masa bakti 2019-2023. Pelantikannya sebagai rektor dilakukan langsung Menteri Agama RI (Menag) Lukman Hakim Saifuddin di Operation Room Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat 3-4, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019) lalu.
Turut dilantik bersama Prof. Amany, dua Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) lainnya. Kedunya, Dr. H. Sumanta, M.Ag sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syek Nur Jati Cirebon dan Dr. Inayatillah, S.Ag, M.Ag sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tengku Dirundeng Meulaboh.
Diketahui, Prof. Amany merupakan salah satu dari sejumlah calon Rektor yang diajukan ke tim pemilihan Rektor UIN Jakarta masa bakti 2019-2023. Diantaranya Prof. Amsal Bakhtiar, Prof. Andi M. Faisal Bakti, Prof. Jamhari, Prof. Masri Mansoer, Prof. Sukron Kamil, Prof. Zulkifli, Prof. Abdul Mujib, dan Prof. Didin Saepudin.
Saat memaparkan visi misi di hadapan senat UIN Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018 lalu, Amany menitikberatkan pentingnya peningkatan mutu lulusan UIN Jakarta disamping penguatan rekognisi nasional-global. “Selain kemampuan akademik, kita ingin meningkatkan kepuasan user atas lulusan UIN Jakarta, menjadikan mereka mendapatkan pekerjaan sesuai bidang ilmunya,” katanya.
Profil Amany Lubis
Guru Besar Sejarah Politik Islam itu kini resmi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2023. Ya, untuk pertama kalinya dalam sejarah, IAIN-UIN Jakarta dinahkodai seorang rektor perempuan.
Sebelum mencapai puncak karirnya yang sekarang, anak pertama dari pasangan Prof. Nabilah Lubis dan Burhanudddin itu menghabiskan masa belajar dari SMP hingga kuliah strata 1 di Kairo, Mesir.
Beliau berhasil meraih gelar lulusan terbaik Licence (S1) Universitas Al-Azhar, Kairo, Sastra Inggris, 1988. Setelah pada tahun sebelumnya ia mendapatkan Beasiswa Course on Women Studies di Mcgill University Montreal, Kanada.
Setelah itu beliau melanjutkan sekolah strata II di UIN Jakarta dengan konsentrasi Sejarah Peradaban Islam. Pada 2002 beliau berhasil memperoleh gelar Doktor Pengkajian Islam/ Sejarah Kebudayaan Islam dan meraih disertasi terbaik kedua nasional di lingkungan Departemen Agama RI. Lalu pada tahun 2006 ia berhasil meraih gelar Profesor Politik Islam. Kemudian mendapatkan Satyalencana Karyabhakti 20 tahun pada 2016.
Sebelum menjadi rektor, wanita kelahiran Kairo 22 Desember 1963 yang akrab disapa Amany Lubis itu, pernah menjabat sebagai sekretaris senat universitas di kampus yang sama.
Awal karirnya, pada periode 2003-2009 beliau pernah menjabat sebagai pembantu dekan bidang administrasi umum Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta sekaligus mengampu mata kuliah tarikh tasyri’ atau sejarah politik islam. Pada periode tersebut beliau dianugrahi penghargaan sebagai dosen wanita terbaik wanita Fakultas FDI.
Selain itu beliau juga mengajar di Pascasarjana UIN Jakarta, dan pada periode 2011-2013 beliau ditunjuk menjadi deputi direktur sekolah pascasarjana bidang pengembangan kelembagaan.
Sepak terjang beliau tidak hanya terbatas di UIN Jakarta, terlihat sejak 2009 hingga sekarang beliau juga aktif sebagai dosen sekolah kajian stratejik dan global pasca-sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.
Tak hanya itu, beliau Lulus dengan pujian program pendidikan singkat (PPSA) XVIII dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI tahun 2012. Kemudian pada tahun berikutnya, wanita yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ilmuwan Muslimah Indonesia itu mulai mengampu program Pascasarjana Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan hingga sekarang.
Sebagai dosen dengan jam terbang yang padat dan sangat disiplin dengan waktu, Amany masih sempat menuliskan banyak karya dan aktif menyuarakannya di berbagai forum. Setidaknya sampai saat ini beliau telah menjelajahi 30 negara di lima benua.
Di antaranya, melakukan perjalanan ke Amerika Utara dan Kanada untuk Short Course for Women’s Studies pada 1997. Beliau juga menghadiri Kajian Ketahanan dan Pertahanan ke Mesir, Turki, Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 2013 beliau ikut serta dalam seminar makanan halal ke Australia dan New Zeland. Pada 2014- 2015, beliau berkunjung ke Maroko, Sudan, Lebanon, Iran, Turki, Yordania, Dubai untuk menghadiri seminar tentang mediasi keluarga dan masih banyak lagi.
Kemudian pada periode 2015-2020 beliau menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indoneisa (MUI) bidang perempuan, remaja, dan Keluarga. Amany banyak berbicara membela ketidakadilan dan eksploitasi yang terjadi terhadap perempuan dan anak di berbagai forum. Sehingga pada tahun yang sama, Amany terpilih sebagai penerima UIN Woman Awards dari Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta.
Selain menjadi dosen, beliau merupakan anggota Board of Trustees Forum for Promoting Peace in Muslim Societies, Abu Dhabi pada 2016-2020. Karena itu, tak heran jika deputy editor in Chief Majalah Alo Indonesia itu sering terlihat mengisi seminar bertaraf Internasional dan menjadi narasumber di beberapa stasiun televisi swasta serta aktif sebagai interpreter bahasa arab-inggris-indonesia pada farum nasional dan internasional.
Amany Lubis juga termasuk akademisi muslim yang masuk dalam daftar rekomendasi mubalig yang dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada 2018 kemarin. (des)