KHARTOUM, (Panjimas.com) — Aksi protes massa terus berlanjut di ibukota Khartoum, Sudan, Rabu (09/01), hanya selang beberapa jam setelah Presiden Omar al-Bashir menyampaikan pidato yang disiarkan di televisi nasional.
Aksi protes juga berlanjut di Omdurman, kota terbesar kedua di Sudan,di mana para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-rezim.
Pihak Kepolisian pun menyemburkan gas air mata dan menembakkan amunisi untuk membubarkan massa aksi.
Kemudian, di hari yang sama, ribuan massa berkumpul di pusat kota Khartoum di mana mereka menggelar aksi unjuk rasa tandingan untuk mendukung pemerintahan Omar al-Bashir.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Omat al-Bashir berjanji untuk terlibat dalam “dialog nasional” yang melibatkan partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok pemberontak, dan mendesak pihak-pihak yang berseteru untuk kembali ke meja perundingan menjelang pemilihan umum 2020.
“Kami ingin menyelesaikan krisis ini melalui dialog. Karena itu kami menyerukan oposisi dan pemberontak untuk duduk bersama dalam dialog nasional dan menyelesaikan masalah ini,” ujar Presiden Bashir, dikutip dari Anadolu.
Al-Bashir kemudian menuding negara-negara barat diam-diam memantik krisis ekonomi Sudan dan merencanakan untuk mengacaukan negara dengan “tentara bayaran”.
“Kami tidak akan mentolerir sabotase oleh elemen asing,” tegasnya.
Sudan telah diguncang gelombang aksi protes sejak Desember lalu karena krisis ekonomi dan kegagalan pemerintah dalam memperbaiki krisis komoditas.
Otoritas Sudan mengatakan bahwa sedikitnya 19 korban jiwa tewas dalam aksi demonstrasi, sementara kelompok oposisi menyebut total korban jiwa mencapai 40 jiwa.[IZ]