JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212 ustadz Bernard Abdul Jabbar terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON), Cawang, Jakarta, karena mengalami penyumbatan di batang otak sebelah kanan.
Seperti diceritakan istri tercinta ustadz Bernard, umi Ririn Kustiningsih. Awalnya ketika suaminya ingin melaksanakan sholat Shubuh. Saat hendak bangun dari tempat tidurnya, ustaz Bernard merasa sangat pusing.
Belajar dari pengalaman stroke sebelumnya dengan gejala yang sama, umi Ririn lants membawa ustadz Bernard menuju rumah sakit untuk periksa.
“Alhamdulillah-nya pas diperiksa motorik, fisik, dan bicaranya bagus. Kategori (sakit)nya juga penyumbatan, tapi kemarin langsung stroke. Harus istirahat total,” kata umi Ririn kepada Panjimas, Senin (7/1) malam.
Mendengar hasil pemeriksaannya bagus, Ustadz Bernard yang sehari-harinya berdakwah menyeru umat Islam amar ma’ruf nahi munkar tidak terbiasa kalau harus terus terbaring di atas kasur yang empuk.
Merasa badan dan kepalanya sudah lebih membaik, ia kemudian melakukan aktifitas seperti jalan kecil di dalam kamar tempat ia dirawat, mandi, dan lain sebagainya.
Qadarullah, Senin (7/1) siang, ustadz Bernard kembali mengeluh sakit di bagian kepala seperti awalnya. Dokter kemudian menyarankan agar jadwal istirahat ustadz Bernard di rumah sakit diperpanjang menjadi 5 hari.
Ustadz Bernard yang seharusnya dijadwalkan pulang pada hari ini, terpaksa harus istirahat lebih lama hingga hari Jum’at (11/1).
“Insya Allah sampai hari Jum’at baru boleh pulang,” tutur umi Ririn.
Umi Ririn beserta keluarga memohon doa kaum Muslimin untuk kesembuhan ustaz Bernard Abdul Jabbar.
Sebelumnya, ustadz Bernard yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Persaudaraan Alumni 212 itu sempat dilarikan ke rumah sakit lantaran adanya penyumbatan di batang otak sebelah kiri.
Penyumbatan tersebut mengakibatkan ustadz Bernard Abdul Jabar mengalami struk ringan. Namun, dengan izin Allah dalam waktu singkat beliau sembuh dan bisa kembali berdakwah.
Profil Singkat Ustaz Bernard Abdul Jabbar
Bernardus Doni akrab dipanggil ustadz Bernard lahir di Malang, 1978. Ia dibesarkan dalam keluarga Katholik Roma yang fanatik. Kakeknya adalah seorang romo Katholik, kakak sulungnya adalah seorang biarawati.
Sejak kecil ustadz Bernard sudah dididik dalam ajaran Katholik yang disiplin sangat luar biasa. Setiap hari Sabtu dan Minggu ia diharuskan untuk pergi ke gereja.
Pendidikan dasar dan menengah ia jalani di sekolah Katholik, Kota Malang. Sekolah menengah pertama di SMP Bromeus, Santo Borromeus, dan pendidikan menengah atas ia lanjutkan di sekolah Katholik lainnya.
Diusianya yang terbilang muda, ustaz Bernard kecil telah dididik sebagai seorang Mionaris dengan tugas khusus memurtadkan sebanyak-banyaknya umat Islam. Bahkan, saat ia masih duduk di bangku sekolah ia telah mempelajari agama Islam, sholat, dan puasa. Walaupun ketika itu ia masih memeluk agama Katholik.
Setelah selesai SMA pada tahun 1996 ustadz Bernard muda berangkat ke Jakarta untuk menemui salah seorang pendeta. Untuk tahap awal ustadz Bernard muda diberi penugasan di mall-mall yang banyak remaja Muslimnya.
Ustaz Bernard muda ditugaskan untuk mengajak remaja-remaja Muslim bersenang-senang lalu dipengaruhi imannya. Ia juga diberi dana yang besar untuk menyenangkan hati targetnya dengan memberi hadiah atau kalau kesulitan mereka akan pinjami uang.
Demi menunjang keilmuannya untuk mengkristenkan umat Islam, ustadz Bernard muda dibekali ilmu tentang keislaman. Bahkan, ia diberi beasiswa untuk kuliah di jurusan bahasa Arab IKIP Jakarta (sekarang UNJ).
Karena memurtadkan umat Islam adalah tugas rahasia, maka tidak ada orang yang tahu kegiatan dirinya. Bahkan, teman-teman kampus mengira ia adalah orang Islam, karena ustaz Bernard muda sangat cepat menguasai bahasa Arab.
Tidak hanya di UNJ, bahkan untuk tambahan penguasaan ilmu ustadz Bernard muda juga ikut kuliah di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab). [DP]