JAKARTA, (Panjimas.com) – Dalam berbagai pemberitaan di media, disampaikan kalau KPU akan menghapus penyampaian misi visi dan akan memberikan ‘bocoran’ soal pada paslon capres cawapres terlebih dahulu dalam jadwal acara debat.
Untuk itu redaksi telah minta pendapat via telpon kepada Dewan Pakar ICMI Pusat yang juga mantan Sekretaris Pribadi (Sespri) Presiden Soeharto, yakni Anton Tabah Digdoyo.
“Saya jadi ingat statemen pak Harto di awal th 1999 (6 bulan pasca reformasi). Saat itu pak Harto bilang reformasi ini tanpa visi. Mereformasi perusahaan saja jika tanpa visi akan gagal apalagi mereformasi bangsa yang besar seperti Indonesia. Kata kata pak Harto itu benar. Semua bilang reformasi gagal. NKRI tak lebih baik dari era sebelumnya,” ujar Anton
Visi misi itu penting dalam tingkat apapun. UU pun mengamanahkan calon pemimpin harus sampaikan visi misi untuk memajukan institusi yang akan dipimpinnya. Masih menurut dirinya, calon Kapolri juga calon panglima TNI juga harus paparkan visi misinya dalam acara proper test di hadapan anggota DPR. Apalagi capres cawapres yang akan memimpin NKRI yang sangat besar ini. “Aneh kan kalau sampai tidak sampaikan visi misi?”katanya lagi.
Keanehan lainnya menurut pengurus ICMI itu juga adalah KPU akan mengirim daftar pertanyaan pada capres cawapres sebelum debat Pilpres. “Kenapa ada format KPU bocorkan bahkan kirim pertanyaan lebih dulu ke paslon? Ini frasa apa yang dimau?” tutur Anton bingung.
Kalau caranya begitu maka menurut dirinya tak ada guna nilai kecerdasan calon karena jawaban paslon dipastikan tak otentik dari pikiran visi misinya. Kecerdasan capres atau cawapres haruslah lebih unggul dari masyarakat umum makanya harus teruji secara signifikan.
Di negara lain pertanyaan-pertanyaan dalam debat capres cawapres sangat tabu dibocorkan apalagi diberikan lebih dulu. “Dan sudah jadi tradisi di berbagai negara capres cawapres harus melewati proses penjaringan di partai masing masing melalui materi pertanyaanya pun tak boleh diketahui siapapun kecuali penguji,” kata Anton
Pernah terjadi ada kasus skandal pembocoran materi pertanyaan debat kandidat presiden dalam penjaringan di Partai Demokrat AS dan itu membuat Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (DNC), Donna Brazile mengundurkan diri.
“Sebagai warga bangsa yang cinta NKRI saya ingatkan KPU jangan turuti kemauan paslon justru KPU yang hrs ditaati oleh paslon. Penghapusan papar visi misi dan pengiriman mareri soal debat capres cawapres sebelum acara debat adalah konyol paling konyol yang harus dibatalkan oleh KPU. Tegas mantan jendral Polri ini,” pungkas Anton Tabah Digdoyo. [ES]