TEL AVIV, (Panjimas.com) — Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan baru–baru ini mengumumkan rencananya untuk “memperketat” kondisi penjara-penjara Israel untuk para tahanan Palestina, Rabu (02/01).
Pembatasan itu termasuk memblokir dana untuk otoritas Palestina, menjatah pasokan air, membatasi akses tahanan Palestina dengan siaran televisi, dan mengurangi jumlah kunjungan keluarga mereka.
Dalam konferensi persnya, Gilad Erdan mengatakan bahwa kunjungan keluarga dihentikan bagi para tahanan yang memiliki afiliasi dengan faksi Hamas.
“Selain itu, anggota Knesset [parlemen Israel] dilarang mengunjungi tahanan Palestina,” pungkas Erdan, dikutip dari Anadolu.
Erdan menegaskan bahwa layanan penjara Israel siap untuk “menghadapi skenario apapun”.
“Kami tidak akan gentar terhadap ancaman atau aksi mogok,” tandasnya.
“Kami harus memperburuk kondisi [bagi tahanan] untuk memenuhi kewajiban moral kami kepada para korban teror dan keluarga mereka,” imbuh Erdan.
Menurut Erdan, otoritas Israel kemungkinan akan mulai memberlakukan rencana itu dalam beberapa minggu mendatang, setelah disetujui oleh kabinet Israel.
Berdasarkan data resmi, jumlah tahanan Palestina yang mendekam di penjara Israel mencapai angka 6.000 jiwa, termasuk 270 anak-anak dan 52 perempuan.[IZ]