BANTEN (Panjimas.com) – Sebagian besar korban bencana tsunami yang terjadi Sabtu malam lalu disaat masyarakat, khususnya siswa yang sedang mengisi liburan sekolah.
‘Ida Susanti seorang warga di RW 07 Kelurahan Sawangan Lama, Kecamatan Sawangan, Depok, hingga saat ini belum ditemukan pasca kejadian gelombang laut besar di Selat Sunda, Banten.
Mereka pergi ke Anyer dalam rangka mengisi liburan sekolah, berangkat sejak Sabtu (22/1 sore dan sampai di Anyer, Banten sekira pukul 21.00 WIB. Namun, tak lama menikmati udara pantai, tiba-tiba ombak menerjang cukup tinggi. Posisi mereka itu baru pada keluar dari mobil. Mobilnya ringsek parah.
Pas ada ombak, mereka lari berhamburan, menyelamatkann diri masing-masing. “Cucu sama mantu saya Alhamdulillah selamat. Mereka luka parah, tapi selamat. Sekarang lagi dirawat di RSUD di Sawangan, enggak jauh dari rumah”katanya
Sementara itu, sebanyak 26 warga Kabupaten Bogor , Jawa Barat, ikut menjadi korban dalam bencana tsunami Selat Sunda di Pandeglang , Banten. Empat orang diantaranya tewas dan dua dinyatakan masih hilang dalam peristiwa tersebut.
Keempat korban tersebut yakni bernama Rosi Armanda, Kristiyawati, Retno Wati, Robby Abdul Rozak. Mereka merupakan keluarga besar asal Desa Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Kita keluarga besar, ada sekitar 26 orang berangkat ke sana (Banten) Sabtu dini hari. Dalam rangka liburan keluarga,” kata keponakan Rosi, Indri Pirdiani (23), Minggu (23/12/2018).
Indri menerangkan, pihak keluarga baru mengetahui kabar duka dari salah satu korban selamat memberi kabar melalui RSPG Cisarua pagi tadi. “Jam 10 malam lihat televisi ada bencana itu terus kita hubungi mereka tidak aktif semua. Jam 3 pagi, ada korban selamat dia kerja di RSPG Cisarua, minta kabarin ke sini kalau mereka jadi korban,” jelasnya.
Hingga akhirnya keluarga mendapat kabar empat orang meninggal dunia dan dua orang hilang. Sedangkan sisanya mengalami luka-luka. “Kabar terakhir empat keluarga saya yang meninggal termasuk paman saya (Rosi). Terus dua orang masih hilang, sisanya luka-luka dirawat di puskesmas sana. Ini kita lagi nunggu jenazah ke sini,” tutup Indri.
Juga dikabarkan, tsunami Selat Sunda yang terjadi pada Sabtu malam lalu menimbulkan korban tak sedikit. Tak terkecuali di antaranya adalah keluarga besar dari Perusahaan Listrik Negara atau PLN dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat turut menjadi korban dari tsunami yang terjadi pada pukul 21.27 WIB semalam.
“Kabar duka menyelimuti keluarga besar PLN atas musibah yang menimpa rekan-rekan kami di Tanjung Lesung, Pandeglang pada Sabtu malam (22/12),” seperti dikutip dari Instagram resmi PLN @pln_id, Ahad, 23 Desember 2018.
Dalam postingan tersebut, PLN mengunggah tulisan berwarna putih dengan latar belakang warna hitam. Tulisan itu menyebutkan, “Keluarga Besar PLN Berduka. Mohon doa untuk keselamatan karyawan PLN dan keluarganya yang belum ditemukan dari menjadi korban bencana tsunami di Tanjung Lesung, Banten.”
Dalam keterangan atas tulisan itu disebutkan update data sementara hingga Minggu pukul 10.00 WIB. Data itu terbagi menjadi tiga kelompok yakni sebanyak 14 orang korban meninggal, sebanyak 157 orang tercatat korban selamat dan termasuk di antaranya korban luka berat. Selain itu ada 89 orang merupakan korban terdata namun belum belum bisa dihubungi.
Dari catatan PLN terdapat jumlah total keseluruhan peserta gathering sebanyak 260 orang. “Kami saat ini terus mendata dan melakukan pencarian terhadap seluruh korban,” kata PLN. “Kami mohon doanya agar seluruh keluarga PLN bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat.” (des)