JAKARTA, (Panjimas.com) — World Uyghur Congress (WUC) mendesak negara-negara internasional tak melakukan deportasi bagi para pencari suaka Muslim Uighur ke China, Senin (17/12).
Kongres Uighur Dunia (WUC) mengaku prihatin dengan situasi yang terjadi kepada pemuda Uighur berusia 22 tahun yang dideportasi Jerman pada April 2018 karena masalah administrasi.
Isa tak menyebut nama warga Muslim Uighur tersebut, namun sejak saat itu keberadaan sang pemuda tak diketahui.
Laporan-laporan yang muncul, ujar Isa, menyatakan bahwa pemuda tersebut saat ini ditahan di penjara China karena tuduhan ‘separatisme’.
“Kondisi ini dapat membuatnya dijatuhi hukuman penjara yang panjang atau bahkan hukuman mati,” pungkas Isa dalam keterangan resminya, dikutip dari Anadolu.
Isa mendesak pemerintah Jerman melakukan segala upaya untuk mengoreksi kesalahannya karena kehidupan dan kebebasan etnis Uyghur sangat riskan ketika kembali.
Isa mengatakan tak lama setelah pemuda Uyghur dikembalikan ke China, pemerintah Jerman mengeluarkan moratorium pengiriman kembali pengungsi Uyghur dan pencari suaka ke China.
Swedia, lanjutnya, juga mengeluarkan moratorium untuk mengembalikan para pencari suaka Uighur ke China.
“Untuk mencegah lebih banyak lagi Uighur yang mengalami nasib serupa, kami mendesak negara-negara lain untuk mengikuti contoh kedua negara dan memastikan tidak ada lagi Uyghur yang akan dikirim kembali ke China,” tandasnya.[IZ]