JAKARTA (Panjimas.com) – Protes PBB atas dugaan penahanan sekitar satu juta muslim Uighur kembali menjadi perhatian dunia. Begitu pun desakan Amnesty International yang menuntut Pemerintah Cina bertanggung jawab atas penahanan massal etnis Uighur di kamp-kamp interniran di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang.
Sejumlah media internasional melaporkan, sekitar satu juta orang yang diduga berasal dari etnis Uighur itu ditahan dengan dalih reedukasi. Dunia Islam bergerak membela Muslim Uyghur yang terzalimi RRC, termasuk Indonesia.
Besok, Juma’t (21/12) umat Islam di Jakarta akan melakukan Aksi Bersama Solidaritas untuk Muslim Uighur China di depan Kedutaan Besar Cina di Jalan Mega Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan, bada shalat Jum’at, pukul 13.00 WIB.
Hari ini, Kamis (20/12/2018), pukul 16.00, AQL Islamic Center menggelar Rapat Terbuka Aksi Bela Muslim Uyghur oleh para ulama, elemen masyarakat, organisasi kepemudaan dan tokoh masyarakat di Jl Tebet Utara 1 no 40, Jakarta Selatan. Acara tersebut akan disampaikan oleh Ustaz Bachtiar Nasir.
Di Surabaya, Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim juga akan melakukan aksi hari ini, Kamis (20/12), dengan melakukan audiensi – Mediasi dengan Konsulat Jenderal RRC, terkait Nasib Muslim Uyghur di Xinjiang China. Audiensi akan dilakukan di Kantor Konjen RRT Jl.Mayjen Sungkono No. 105 Dukuh Pakis Surabaya.
Kemudian Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar diskusi media bertajuk “Mengungkap Fakta Pelanggaran HAM terhadap Etnis Uighur” yang dilaksanakan Kamis (20/12) pukul 13.00 – 15.00 WIB di Restoran Bebek Bengil, Jl. H. Agus Salim No. 132, Gondangdia, Menteng.
Hadir sebagai pembicara, Dr. Amirsyah Tambunan (Wasekjen MUI Pusat), Ahyudin (Presiden ACT), Fadli Zon (Wakil Ketua DPR RI), Usman Hamid (Direktur Amnesty International), dan Agung Nurwijoyo (Pengamat HI Universitas Indonesia). (des)