MOSKOW, (Panjimas.com) — Keputusan keluarnya Amerika Serikat (AS) dari Traktat Angkatan Nuklir Jangka Menengah (INF) telah mengacaukan sistem pengendalian senjata dan senjata pemusnah massal non-proliferasi.
“Apa pun masalah dalam Traktat INF, dalam kehidupan modern ini, traktat berfungsi sebagai faktor penstabil yang mempertahankan tingkat prediktabilitas dan pengendalian tertentu dalam lingkup militer,” demikian pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jika masalahnya adalah karakter bilateral dari perjanjian itu, lanjut Putin, itu dapat diatasi dengan memasukkan negara-negara baru melalui negosiasi dan pembuatan perjanjian baru.
“Jika AS memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian, maka kami terpaksa mengambil langkah-langkah tambahan untuk memperkuat keamanan kami,” tandasnya, dikutip dari Anadolu.
Traktat INF ditandatangani pada 1987 oleh Sekretaris Jenderal Uni Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev, dan mantan Presiden AS Ronald Reagan.
Tujuan utamanya adalah untuk mencegah prospek perang nuklir di Eropa.
Pada 21 Oktober, Presiden AS Donald Trump mengumumkan niatnya untuk keluar dari perjanjian.[IZ]